Kamis, 22 Januari 2015

Kaburo maktan indallah an taqulu mala taf'alun

ada firman Allah yang sering kita lupakan. Namun, mmberikan efek yang luar biasa..

“Kaburo maktan indallahi antaquluu maalaa taf ‘aluun”

Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
(QS As-Shaf : 3)

Dosa besar adalah mengajari orang tentang suatu hal padahal diri sendiri tidak melakukannya.
Kalo bahasa gaulnya 'OmDo' = Omong Doang, nahh.. orang seperti ini sering kita jumpai dalam dunia nyata/kehidupan sehari-hari, maupun di dunia maya... lebih parahnya lagi di dunia maya atau di sosial media.. seperti facebook, jutaan orang berlomba-lomba dalam menyapaikan suatu kebaikan.. entah dengan tujuan apa, mencari ridho Allah kahh atau hanya sekedar ingin dilihat. Banyak yang meng update statu, mengshare perkataan-perkataan tokoh maupun blog-blog... namun, Ada suatu kerancuan di balik kebaikan yang dia lakukan ini, dia hanya menyampaikan suatu hadist misalnya mejaga hijab (al ahzab ayat 59 dan an nur ayat 31) tapii ketika dia hanya bisa berkoar-koar dalam menyapaikan dan tenyata orang yang menyapaikan ayat ini sendiri melakukan hal yang ia sampaikan tentang jeleknya kalau tidak menjaga hijab.. dia menyampaikan suatu ayat tapi tidak tau mengilmui ayat tersebut, jadinya... dia memang menjaga jilbabnya, tpi dia tidak menjaga hijab hati,penglihatan, dan pendengarannya... na'uzubillah, maka dari itu teman-teman ilmui dululah suatu ayat dan laksanakanlah perintah itu lalu sampaikanlahh ke orang lain,, jangan sampai kita melakukan perbuatan yang selama ini di benci oleh ALLAH SWT.

Fastabiqul khaerat

Selasa, 06 Januari 2015

Rausyan Fikr (pemikir yang tercerahkan)

Dalam pengantar terjemahan karya Ali Syari’ati, Ideologi Kaum Intelektual: Suatu Wawasan Islam (1994)—menjelaskan bahwa Raushan Fikr dalam bahasa Persia berarti “pemikir yang tercerahkan.” Dalam terjemahan Inggris terkadang disebut Intelectual atau free thinkers. Raushan Fikr berbeda dengan ilmuwan. Seorang ilmuwan menemukan kenyataan, seorang Raushan Fikr menemukan kebenaran; ilmuwan hanya menampilkan fakta sebagaiman adanya, Raushan Fikr memberikan penilaian seharusnya; ilmuwan berbicara dengan bahasa universal, Raushan Fikr seperti para Nabi—berbicara dengan bahasa kaumnya; ilmuwan bersikap netral dalam menjalankan pekerjaannya, Raushan Fikr harus melibatkan diri pada ideologi.

            Raushan Fikr juga adalah sosok yang sadar akan keadaan manusia (human condition) di masanya, serta setting kesejarahannya dan kemasyarakatannya yang menerima rasa tanggung jawab sosial. Ia tidak harus berasal dari kalangan terpelajar maupun intelektual. Mereka adalah para pelopor dalam revolusi dan gerakan ilmiah. Dalam zaman modern maupun berkembang, Raushan Fikr mampu menumbuhkan rasa tangung jawab dan kesadaran untuk memberi arahan intelektual dan sosial kepada rakyat. Raushan Fikr dicontohi oleh pendiri agama-agama besar (para nabi), yaitu pemimpin yang mendorong terwujudnya pembenahan-pembenahan stuktural yang mendasar. Mereka sering muncul dari kalangan rakyat jelata yang mempunyai kecakapan berkomunikasi dengan rakyat untuk menciptakan semboyan-semboyan baru, memproyeksikan pandangan baru, memulai gerakan baru, dan melahirkan energi baru ke dalam jantung kesadaran masyarakat. Gerakan mereka adalah gerakan revolusioner, mendobrak, tetapi konstruktif. Dari masyarakat beku menjadi progresif, dan memiliki pandangan untuk menentukan nasibnya sendiri. Seperti halnya para nabi, Raushan Fikr tidak termasuk golongan ilmuwan dan bukan bagian dari rakyat jelata yang tidak berkesadaran dan mandek. Mereka individu yang mempunyai kesadaran dan tanggung jawab untuk menghasilkan lompatan besar.

            Raushan Fikr adalah model manusia yang diidealkan oleh Ali Syari'ati untuk memimpin masyarakat menuju revolusi. Raushan Fikr adalah pemikir tercerahkan yang mengikuti ideologi yang dipilihnya secara sadar. Ideologi akan membimbingnya kepada pewujudan tujuan ideologi tersebut, ia akan memimpin gerakan progresif dalam sejarah dan menyadarkan umat terhadap kenyataan kehidupan. Ia akan memprakarsai gerakan revolusioner untuk merombak stagnasi. Sebagaimana rasul-rasul selalu muncul untuk mengubah sejarah dan menciptakan sejarah baru. Memulai gerakan dan menciptakan revolusi sistemik. Manusia Raushan Fikr memiliki karakteristik memahami situasi, merasakan desakan untuk memberi tujuan yang tepat dalam menyebarkan gaya hidup moralitas dan monastis, anti status quo, konsumerisme, hedonisme dan segala kebuntuan filosofis, menuju masyarakat yang mampu memaknai hidup, konteks, dan realitas masyarakat. Dalam salah satu karyanya, Tugas Cendekiawan Muslim (2001), Syari’ati menjelaskan secara detail tanggung jawab orang-orang yang tercerahkan, yakni: menentukan sebab-sebab yang sesungguhnya dari keterbelakangan masyarakatnya dan menemukan penyebab sebenarnya dari kemandekan dan kebobrokan rakyat dalam lingkungannya. (ia juga) harus mendidik masyarakatnya yang bodoh dan masih tertidur, mengenai alasan-alasan dasar bagi nasib sosio-historis yang tragis. Lalu, dengan berpijak pada sumber-sumber, tanggung jawab, kebutuhan-kebutuhan dan penderitaan masyarakatnya, ia dituntut menentukan pemecahan-pemecahan rasional yang memungkinkan pemanfaatan yang tepat atas sumber-sumber daya terpendam di dalam masyarakatnya, dan mendiagnosis yang tepat pula atas penderitaan masyarakatnya. Orang yang tercerahkan akan berusaha untuk menemukan hubungan sebab akibat sesungguhnya antara kesengsaraan, penyakit sosial, dan kelainan-kelainan serta berbagai faktor internal dan eksternal. Akhirnya, orang yang tercerahkan harus mengalihkan pemahaman di luar kelompok teman-temannya yang terbatas ini kepada masyarakat secara keseluruhan.” Raushan Fikr merupakan kunci bagi perubahan, oleh karenanya sulit diharapkan terciptanya perubahan tanpa peranan mereka. Merekalah pembangun jalinan yang meninggalkan isolasi menara gading dan turun dalam masyarakat.

            Mereka adalah katalis yang meradikalisasi massa yang tidur panjang menuju gerakan melawan penindas. Hanya ketika dikatalisasi oleh Raushan Fikr masyarakat dapat mencapai lompatan kreatif yang besar menuju peradaban baru. Pemikir tercerahkan adalah aktivis yang meyakini sungguh-sungguh dalam ideologi mereka dan menginginkan syahid demi perjuangan tersebut. Misi yang dilancarkan mereka adalah untuk memandu “massa yang tertidur dan bebal” dengan mengidentifikasi masalah riil berupa kemunduran masyarakat.

Jika boleh divisualkan, Ali Syari’ati seolah berorasi kepada seluruh intelektual muslim di mana pun, “Wahai ulil albab, raushan fikr, kalian jangan berhenti di atas menara gading! Turunlah ke bawah, ke kampung-kampung, ke kota-kota, ke pasar-pasar, ke sekolah-sekolah, ke tempat di mana ada sekumpulan manusia! Jangan puas dengan ilmu yang telah kalian dapatkan. Sebab ilmu itu harus kalian abdikan ke tengah masyarakat. Tumbuhkan kesadaran dan semangat umat untuk merubah dunia dengan bimbingan ilmu. Jangan anjurkan mereka meniru-niru Barat atau menjiplak Timur. Sebab Barat dan Timur bukanlah kutub yang harus dipilih, keduanya sama-sama tumbuh dari jantung tradisi. Hidupkan Islam, sebab Islam bukan tradisi, bukan Barat, bukan pula Timur! Islam adalah wahyu. Pelajari keyakinan dasar dan proses yang membentuk kesadaran masyarakatmu, kemudian kebudayaan mereka, dan karakteristik mereka. Tugas kalian adalah merobohkan sistem masyarakat yang berdasar atas penindasan, ketidakadilan, dan kezaliman dengan membentuk umat yang terbangun atas dasar tauhid. Inilah tugas para rasul. Kini, kalianlah penerusnya! para IMMawan dan IMMawati


sumber: buku pemikiran ali syariati

keteguhan dan kesabaran

:) smile..

lambaian angin malam dan di bawah wajah langit yang berseri-seri, ku goreskan lagi pikiranku di atas batu blogkuu..
jari jemarikuu dengan lentik menari-nari mengikuti kegundahan hatiku..
tulisan ini memang ringkas, tapi semoga sangat berkesan bagi pembaca dan mau menulisnya di batu hati masing-masing

bismillahirahmanirahim
satu lagi ujian yang luar biasa menghadapi para kader IMM, khususnya IMM stkip muhammadiyah bone. seteleh sekian banyak cibiran,cemohan, bahkan serangan fisik yang di gencarkan oleh orang-orang yang beda paradigma dengan IMM, kinii kembali kader IMM di sebut-sebut sebagai orang yang sok suci. pasalnya, banyak yang mengatakan bahwa kader IMM itu cuma mau bergaul dengan sesamanya IMM, penulis pernah menelusuri jejak kasus ini sampai berujung pada kata-kata pedas dari seorang dosen yang mengatakan "saya tidak bisa percaya dengan ke aliman anak IMM, mereka hanya terlalu ekstrim dalam mengkaji ayat al qur'an.. dan juga mereka seperti menutup diri, sok alim"...
mendengar kata-kata inii, hati penulis begitu sakit, mengingat penulis blog ini juga kader IMM, di berikan kata-kata yang begitu pedas di depan pimpinan birokrasi kampus. bahkan penulis hampir meneteskan air mata, menahan perih.. tapi, penulis tetap mencoba untuk tetap tegar dan sabar.. seperti dalam hadist berikut:
 
Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, ia berkata : Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ القَابِضُ عَلَى دِيْنِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ

“akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi.
Dan hadits ini menunjukkan khobar dan irsyad (petunjuk).
Adapun khobar, maka beliau صلى الله عليه وسلم mengabarkan bahwa pada akhir zaman kebaikan dan sebab sebab kepada kebaikan akan menjadi sedikit, dan keburukan dan sebab-sebab kepada keburukan akan menjadi banyak. Dan ketika dalam keadaan seperti itu, seorang yang berpegang teguh dengan agamanya menjadi sangat sedikit. Dan keterasingan ini berada pada kondisi yang sulit dan sangat berat, seperti kondisi seseorang yang menggenggam bara api, dikarenakan kuatnya orang-orang yang menyimpang dan banyaknya fitnah yang menyesatkan, fitnah-fitnah syubuhat, keragu-raguan dan penyimpangan, dan fitnah-fitnah syahwat dan berpalingnya makhluk kepada urusan dunia dan tersibukkannya mereka di dalamnya secara lahir dan batin, dan lemahnya iman, dan sulitnya orang yang sendiri (istiqomah) dikarenakan sedikitnya orang yang menolong dan membantunya.
Akan tetapi orang yang berpegang teguh dengan agamanya yang ia tegak menolak penyimpangan dan rintangan, yang tidaklah berbuat demikian kecuali orang yang memiliki bashiroh (ilmu) dan keyakinan, orang yang memiliki iman yang kuat, yang merupakan sebaik-baik makhluk, dan yang paling tinggi derajat dan kedudukannya di sisi Alloh.
Adapun petunjuk, maka hadits ini merupakan petunjuk kepada umatnya agar membiasakan dirinya dengan kondisi ini, dan supaya mereka mengetahui bahwa hal ini akan terjadi, dan barang siapa yang menghinakan arus ini dan tetap sabar di atas agama dan imannya –dengan penyimpangan-penyimpangan ini– maka baginya derajat yang tinggi di sisi Alloh dan Alloh akan menolongnya terhadap apa-apa yang dicintai-Nya dan diridhoi-Nya. Sesungguhnya pertolongan itu sesuai dengan tingkat kesabaran.
maka dari itu kawan-kawan seperjuangan,, saudara-saudara se agama.. teguskahkanlahh hatimu,, genggam eratlah syariat agama islam.. walau itu sama seperti menggenggam bara api..

fastabiqul khaerat

Senin, 05 Januari 2015

tanpa kata

inilahh hidupkuu..
penuh dengan kebahagiaan
dari orang- orang yang aku sayangi,,

mentari di ufuk barat, menjadi saksi atas kejadian ini,,
merahnya membakar awan di langit,,
menunjukkan semangat yang tak pernah padam

ku terdiam tanpa kata, saat waktu dengan cepatnya melewatikuu..
inginn rasanya ku hentikan waktu untuk satu saat ini saja,, menikmati canda tawa yang renyah dari orang yang aku sayangi...

tapii sayang, buah yang jatuh ke tanah tak mungkin bisa langsung d hentikan.. begitupun waktu
aku hanya bisa berharap, semoga canda tawa ini tak hilang dari wajah kalian..

apa yang IMM berikan kepadamu, dan apa yang telah engkau berikan kepada IMM

Bismillah..

Pagi yang cerah dengan pancaran sinar matahari pagi yang bersahabat..
Embun yang mulai menari_nari kecil melayang ke atmosfer untuk kembali ke rumahnya..
Nyanyian merdu dari burung-burung yang bebas melayang,, di atas bumi yang mulai terbangun dari tidurnya..
Dan kumulailah menggoreskan kembali pedang penaku,, untuk membentuk pasukan kata-kata, melawan tirani kebobrokan paradigma...

IMM~ kata organisasi mungkin bukan hal yang asing lagi di telinga kita semua,, apalagi telah jelas di al qur'an "dan hendaklah ada segolongan ummat, yang menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar" (Q.S. ali imran:104) untuk membentuk yang namanya organisasi,, mulai dari jenjang smp sampai bangku perkuliahan merebak bergai oraganisasi kesiswaan dan kemasyarakatan. Yahh.. jika di relevansikan memang organisasi itu implementasinya lebih besar mengacu pada intelektual dari angota-anggotanya, dan seseorang akan sangat bangga diakui oleh masyarakat bahwa dia anggota dari sebuah organisasi.
Namun, terkadang juga ada sebuah organisasi yang juga dapat meresahkan masyarakat contohnya organisasi ISIS, mereka mengklaim berjuang atas nama islam. Namu, perbuatan yang mereka lakukan jauh dari apa itu islam, islam itu agama keselamatan. Entah bagaimana cara mereka memaknai ajaran islam sehingga para anggota ISIS ini begitu keras, sampai melakukan pemaksaan agar orang-orang mau masuk ke organisasinya..
Wallahu allam..
Kembali kita berbicara persoalan organisasi, ada sebuah organisasi yang tak asing lagi di telinga kita, masyarakat intelektual yaitu organisasi IMM, yahh.. inilah organisasi yang menekankan kepada angota-anggotanya agar memiliki tiga kompetensi dasar, yaitu spiritual,intelektual,dan humanitas.. menjadi kader IMM merupakan sebuah kebanggaan tersendiri untuk kader yang loyal terhadap ikatanya, IMM merupakan organisasi yang begitu istimewa dan begitu luar biasa, krna kenapa IMM mampu merubah seorang preman sekalipun menjadi seorang yang alim dan taat terhadap perintah agama.. karna IMM pulalah yang membuat jutaan paradigma yang dibawa oleh kader-kadernya menjadi bersatu layaknya pelangi, berbeda tapi satu.. satu tujuan yaitu memberikan keindahan bagi jutaan manusia yang mengaguminya.
Karna IMM pulalah kader-kader menjadi taat beribadah, beritelektual yang tinggi, memiliki wawasan pengetahuan yang luas tentang agama, filsadat, dan ilmu fikih. Dan karna IMM pulalah sebagian kecil dari jutaan manusia di bumi terselamatkan dari paradigma hedonis dan pragmatis, dari jilatan api neraka, aamiin.. insya Allah... IMM pulalahh yang membuat sabagian kecil dari manusia memperhatikan akhlak dan etika, baik itu bertutur kata maupun bertingkahlaku..
IMM pula yang menjadi tempat bernaung kita selama berada di dunia, dari godaan hawa nafsu dan juga berbagai paradigma seperti paradigma jelek.. dan IMM juga memberikan kita pelindung dari perbuatan yang sia-sia yaitu gelar "IMMawan dan IMMawati"
Namun, ketika kita sebagai kader IMM.. pernahkah kita berfikir, dari jutaan kebaikan yang diberikan oleh IMM, adakah yang mampu kita berikan untuk IMM? Kita selalu mnuntut sesuatuu dari IMM, tpii apakahh yang mampu engkau berikan untuk IMM?
Selama ini kita berdiam diri di IMM, menikmati segala fasilitas yg di berikan oleh IMM layaknya raja. Namun, ketika amanah tampuk perjuangan dialihkan kepada kita, kita selalu berkata "ahh.. knapa saya lagi" ,, dan ketika kita melihat keburukan dari seorang kakanda, kita pasti berfikiran "baginii jhee ternyata IMM" lalu kita pasti menjadi kader merpati, dan ketika kesusahan karna beban amanah yang begitu berat, kita selalu mengeluh dan tak ikhlas menjalankan amanah tersebut..
Teringat sebuah argumentasi yang di lontarkan oleh seorang IMMawan ketika rapat, "kalau engkau tak mau menerima amanah, maka janganlah engkau menjadi manusia.. krna menjadi manusia itu penuh dengan amanah yang lebih berat dari amanah kalu ini" *IMMawan andiz
"Jika engkau melihat keburukan di muhammadiyah, jangan tinggalkan muhammadiyah tapi perbaikilah keburukan itu" k.h. ahmad dahlan
Menjadi hal yang lumrah memang bagi kita untuk tidak pernah bersyukur, bahkan rancunya kita sebagai kader organisasi mengadopsi paradigma cengengisme.. dan juga kita menjadi kader merpati, hanya datang disaat IMM melakukan kegiatan namun, pada saat perencanaan dan pra-kegiatan.. sangat luar biasa memang ketika kita hanya bisa seperti itu,, di sela-sela perenungan kita akan masa depan, prnahkah sejenak kita memikirkan bagaimana menghidupkan IMM? Hehh.. mungkin tidak prnah kita memikirkan akan hal tersebut.. dari sekiat banyak yang telah IMM berikan, ternyata kita hnya mampu memberikan IMM kader cengengisme dan kader merpati.
Maka dari itu kawan-kawan seikatan, marilah bermuhasabah diri,, renungi apa yang telah kita perjuangkan,renungilah untuk apa kita di IMM.. apakah hanya semata-mata karna mencari ridho dari ALLAH SWT. Atau hanya sekedar ingin tampil dan di lihat..

Fastabiqul khairat

kader progresif dan militan, perhiasan bagi IMM

bismillah..
kader IMM~ menjadi kader IMM memang susah gampang, kenapa? karna bukan saja menjadi kader IMM, tapii kita juga harus menjadi insan yang lebih baik tentunya.. baik spiritual,humanitas dan terutama intelektualnya.
namun, ada beberapa hal yang membuat kader-kader "masa kini" sangat tidak relevan dengan apa yang menjadi tujuan IMM itu. bahkan sangat jauh dari yang diharapkan, mungkin saja kita selalu melarang seseorang untuk melakukan sesuatu, tapi nyatanya kita sendiri yang melakukannya. ingat! dosa itu sudah berevolusi | lahh.. kok berevolusi?| jelas sekali, syaitan tidak akan menyerah menggoda manusia sampai ian berhasil, bahkan dengan berbagai cara. dan hal yang yang sangat mencengangkan terjadi pada saat ini, kebanyakan dari kita terjebak dalam perangkap syaitan ini, ingat! pesan rasulullah SAW. kepada sahabatnya saat pulang dari perang, "ini hanya perang yang masih kecil, masih ada perang yang besar yang akan kita hadapi yaitu perang melawan hawa nafsu." ingat kawan, dosa sekarang itu bagaikan semut hitam, diatas batu hitam, di ruangan gelap gulita.
belum lagi, akhir-akhir ini kita di dera oleh tumbukan ombak cobaan. yaitu, makinn mengakarnya paradigma cengengisme, VMJ ,, dan baru-baru ini, egosentrisme. hal ini jelas menimbulkan pertanyaan besar di benak kita semua. apa sebenarnya yang terjadi dan bagaimana cara mengatasinya, apakah hari ini sudah tidak ada lagi kader progresif terhadap IMM?
nahh.. hal yang sangat memprihatinkan melihat kondisi ikatan pada hari ini, semangat untuk berikatan sudah mulai memudar dari kader-kader kita dan itu di gantikan oleh semangat untuk eksis saja. kehancuran ini di mulai oleh satu paham saja yaitu cengengisme, seharusnya mereka tau bahwa di imm ini bukan tempat untuk numpang, melainkan tempat atau posko jihad di kalangan mahasiswa kampus.
Kader progresif mmang sangatlahh di rindukan oleh IMM, krna kader ini merupakan nyawa kehidupan bagi IMM kedepannya,, tanpa kader progresif, IMM hanya seperti ada tapi tak kelihatan.. hanya seperti tumpukan majalah usang, tak mampu menunjukkan taringnya,aumannya, dan eksistensinya dalam kampus ataupunn masyarakat luas.. kehadiran kader progresif mampu membuat IMM dapat di lihat di kampus. Namun, sepertinya kehadiran kader seperti ini hanyalah mimpi dalam tidur lamanya IMM...
Wallahu allam..

Sabtu, 03 Januari 2015

contoh karya tulis ilmiah

Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
Contoh Karya Ilmiah Tentang Pendidikan
 
1.1 Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A. Jamli, 2005). Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama dalam bidang pendidikan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mulai melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini terlihat pada sekolah – sekolah yang dikenal dengan billingual school, dengan diterapkannya bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah. Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka program kelas internasional. Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Dengan globalisasi pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan akan diterapkannya perdagangan bebas, misalnya dalam lingkup negara-negara ASEAN, mau tidak mau dunia pendidikan di Indonesia harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak menjadi “budak” di negeri sendiri.
`           Persaingan untuk menciptakan negara yang kuat terutama di bidang ekonomi, sehingga dapat masuk dalam jajaran raksasa ekonomi dunia tentu saja sangat membutuhkan kombinasi antara kemampuan otak yang mumpuni disertai dengan keterampilan daya cipta yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Selain itu hendaknya peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, untuk dapat menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar. Tentu saja hal ini menjadi salah satu penyebab globalisasi pendidikan belum dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Sebagai contoh untuk dapat menikmati program kelas Internasional di perguruan tinggi terkemuka di tanah air diperlukan dana lebih dari 50 juta. Alhasil hal tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan. Dengan kata lain yang maju semakin maju, dan golongan yang terpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang yang dapat menyeret mereka dalam jurang kemiskinan. Masyarakat kelas atas menyekolahkan anaknya di sekolah – sekolah mewah di saat masyarakat golongan ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan untuk sekedar menyekolahkan anak mereka di sekolah biasa. Ketimpangan ini dapat memicu kecemburuan yang berpotensi menjadi konflik sosial. Peningkatan kualitas pendidikan yang sudah tercapai akan sia-sia jika gejolak sosial dalam masyarakat akibat ketimpangan karena kemiskinan dan ketidakadilan tidak diredam dari sekarang.
 
1.2  Rumusan Masalah
Secara umum, rumusan masalah  pada makalah “Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan” ini dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut.
a.        Apa dampak dari globalisasi untuk  dunia pendidikan?
b.      Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi?
c.       Cara penyesuan pendidikan di Indonesia pada era globalisasi?
 
1.3  Tujuan
1.      Bagi Penulis
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah pengantar pendidikan. Selain itu, bagi diri kami pribadi makalah ini juga diharapkan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa, baik dalam lingkup universitas negeri malang maupun di civitas akademika yang lain.
2.     Bagi Pembaca
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan dan menambah ilmu pengetahuan mengenai globalisasi. Para pembaca yang dominan dari kaula mahasiswa bisa digunakan untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas, sehingga kedepannya tercipta sdm-sdm yang unggul.
3.   Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat bisa lebih memahami tentang arti penting globalisasi sehingga dampak negatif yang berimbas bisa leih diperkecil. Dan juga diharapkan agar realisasi kegiatan positif terhadap adanya pendidikan semakin lebih baik.
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
Contoh Karya Ilmiah Tentang Pendidikan
 
2.1  Pengaruh  Globalisasi terhadap dunia Pendidikan
      Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan globalisasi, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
      Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi, menimbulkan
Dampak positif dan negatif dari dari pengaruh globalisasi dalam pendidikan dijelaskan dalam poin-poin berikut:
 
1.      Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia 
 
Pengajaran Interaktif Multimedia
            Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer. Apabila dulu, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah ada computer. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi.
            Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat mengubah bentuk sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru tentu akan menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi mendengar tak seefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep.
Perubahan Corak Pendidikan
            Mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi desentralistis. Sekolah-sekolah atau satuan pendidikan berhak mengatur kurikulumnya sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik sekolahnya. Kemudahan Dalam Mengakses Informasi Dalam dunia pendidikan, teknologi hasil dari melambungnya globalisasi seperti internet dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa terutama dengan mereka yang berjuauhan tempat tinggalnya.
            Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa Dulu, kurikulum terutama didasarkan pada tingkat kemajuan sang guru. Tetapi sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa. KBK yang dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal pemerintah dalam mengikutsertakan secara aktif siswa terhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat satuan pendidikan. Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang memegang otoritas kelas. Berpidato di depan kelas. Sedangkan siswa hanya mendngarkan dan mencatat. Tetapi sekarang siswa berhak mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya bisa menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri.
 2. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
 
Komersialisasi Pendidikan
            Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. Salah satu ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala Victoria yang bisa menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini harus membuktikan bahwa mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga pemegang saham.(John Micklethwait, 2007:166). .
 
Bahaya Dunia Maya
Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat berbahaya pada proses belajar mengajar.
Ketergantungan
            Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan internet dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.
 
 
2.2 Keadaan Buruk Pendidikan di Indonesia
2.2.1 Paradigma Pendidikan Nasional yang Sekular-Materialistik
            Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini adalah sistem pendidikan yang sekular-materialstik. Hal ini dapat terlihat antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang, dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum) pasal 15 yang berbunyi : Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, kagamaan, dan khusus dari pasal ini tampak jelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Sistem pendidikan dikotomis semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia yang sholeh yang berkepribadian sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan teknologi. Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan tampak pada pendidikan agama melalui madrasah, institusi agama, dan pesantren yang dikelola oleh Departemen Agama; sementara pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah, kejurusan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu kehidupan (iptek) dilakukan oleh Depdiknas dan dipandang sebagai tidak berhubungan dengan agama. Pembentukan karakter siswa yang merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan sekadar salah satu aspek yang perannya sangat minimal, bukan menjadi landasan seluruh aspek.
            Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang yang menguasai sains-teknologi melalui pendidikan umum yang diikutinya. Akan tetapi, pendidikan semacam itu terbukti gagal membentuk kepribadian peserta didik dan penguasaan ilmu agama. Banyak lulusan pendidikan umum yang ‘buta agama’ dan rapuh kepribadiannya. Sebaliknya, mereka yang belajar di lingkungan pendidikan agama memang menguasai ilmu agama dan kepribadiannya pun bagus, tetapi buta dari segi sains dan teknologi. Sehingga, sektor-sektor modern diisi orang-orang awam. Sedang yang mengerti agama membuat dunianya sendiri, karena tidak mampu terjun ke sektor modern.
 
2.2.2 Mahalnya Biaya Pendidikan
            Pendidikan bermutu itu mahal, itulah kalimat yang sering terlontar di kalangan masyarakat. Mereka menganggap begitu mahalnya biaya untuk mengenyam pendidikan yang bermutu. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi membuat masyarakat miskin memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), dimana di Indonesia dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, komite sekolah yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah komite sekolah terbentuk, segala pungutan disodorkan kepada wali murid sesuai keputusan komite sekolah. Namun dalam penggunaan dana, tidak transparan. Karena komite sekolah adalah orang-orang dekat kepada sekolah.
            Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melempar tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas.
            Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sector yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005).
            Koordinator LSM Education network foa Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi komersalialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara kaya dan miskin.
            Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya?. Kewajiban Pemerintahlah untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataan Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’.
Fandi achmad (Jawa Pos, 2/6/2007) menjelaskan sebagai berikut.
Mencermati konteks pendidikan dalam praktik seperti itu, tujuan pendidikan menjadi bergeser. Awalnya, pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan tidak membeda-bedakan kelas sosial. Pendidikan adalah untuk semua. Namun, pendidikan kemudian menjadi perdagangan bebas (free trade).
Tesis akhirnya, bila sekolah selalu mengadakan drama tahun ajaran masuk sekolah dengan bentuk pendidikan diskriminatif sedemikian itu, pendidikan justru tidak bisa mencerdaskan bangsa. Ia diperalat untuk mengeruk habis uang rakyat demi kepentingan pribadi maupun golongan.
 
2.2.3 Kualitas SDM yang Rendah
            Akibat paradigma pendidikan nasional yang sekular-materialistik, kualitas kepribadian anak didik di Indonesia semakin memprihatinkan. Dari sisi keahlian pun sangat jauh jika dibandingkan dengan Negara lain. Jika dibandingkan dengan India, sebuah Negara dengan segudang masalah (kemiskinan, kurang gizi, pendidikan yang rendah), ternyata kualitas SDM Indonesia sangat jauh tertinggal. India dapat menghasilkan kualitas SDM yang mencengangkan. Jika Indonesia masih dibayang-bayangi pengusiran dan pemerkosaan tenaga kerja tak terdidik yang dikirim ke luar negeri, banyak orang India mendapat posisi bergengsi di pasar Internasional.
Di samping kualitas SDM yang rendah juga disebabkan di beberapa daerah di Indonesia masih kekurangan guru, dan ini perlu segera diantisipasi. Tabel 1. berikut menjelaskan tentang kekurangan guru, untuk tingkat TK, SD, SMP dan SMU maupun SMK untuk tahun 2004 dan 2005. Total kita masih membutuhkan sekitar 218.000 guru tambahan, dan ini menjadi tugas utama dari lembaga pendidikan keguruan.
Dalam menghadapi era globalisasi, kita tidak hanya membutuhkan sumber daya manusia dengan latar belakang pendidikan formal yang baik, tetapi juga diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai latar belakang pendidikan non formal.
 
2.3  Penyesuaian Pendidikan Indonesia di Era Globalisasi
Dari beberapa takaran dan ukuran dunia pendidikan kita belum siap menghadapi globalisasi. Belum siap tidak berarti bangsa kita akan hanyut begitu saja dalam arus global tersebut. Kita harus menyadari bahwa Indonesia masih dalam masa transisi dan memiliki potensi yang sangat besar untuk memainkan peran dalam globalisasi khususnya pada konteks regional. Inilah salah satu tantangan dunia pendidikan kita yaitu menghasilkan SDM yang kompetitif dan tangguh. Kedua, dunia pendidikan kita menghadapi banyak kendala dan tantangan. Namun dari uraian di atas, kita optimis bahwa masih ada peluang.
Ketiga, alternatif yang ditawarkan di sini adalah penguatan fungsi keluarga dalam pendidikan anak dengan penekanan pada pendidikan informal sebagai bagian dari pendidikan formal anak di sekolah. Kesadaran yang tumbuh bahwa keluarga memainkan peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak akan membuat kita lebih hati-hati untuk tidak mudah melemparkan kesalahan dunia pendidikan nasional kepada otoritas dan sektor-sektor lain dalam masyarakat, karena mendidik itu ternyata tidak mudah dan harus lintas sektoral. Semakin besar kuantitas individu dan keluarga yang menyadari urgensi peranan keluarga ini, kemudian mereka membentuk jaringan yang lebih luas untuk membangun sinergi, maka semakin cepat tumbuhnya kesadaran kompetitif di tengah-tengah bangsa kita sehingga mampu bersaing di atas gelombang globalisasi ini.
Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan), repositioning strategy (strategi) , dan leadership (kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak dari transformasi yang terus berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu, tahun 2020 bukan tidak mungkin Indonesia juga bisa bangkit kembali menjadi bangsa yang lebih bermartabat dan jaya sebagai pemenang dalam globalisasi. 
 
BAB III
  PENUTUP
 

Contoh Karya Ilmiah Tentang Pendidikan
3.1 Kesimpulan
            Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia
Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia 
Pengajaran Interaktif Multimedia
Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer.
Perubahan Corak Pendidikan, mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan.
Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
Komersialisasi Pendidikan
            Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan.
Bahaya Dunia Maya
            Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet.
Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi di indonesia adalah Mahalnya Biaya Pendidikan, Kualitas SDM yang Rendah dan fasilitas pendidikan ang kurang, itu yang mengakibatkan pendidikan tidak berjalan dengan lancar
Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan), repositioning strategy (strategi) , dan leadership (kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak dari transformasi yang terus berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu
 
3.2 Saran
Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk
a.       Masyarakat
agar para orang tua memperhatikan kepentingan anaknya dalam hal pendidikan sehingga pendidikan berjalan dengan lancar
b.      Pemerintah
Pemerintah harus menggarkan danan yang cukup untuk keperluan pendidikan dan menambah beasiswa bagi guru untuk training
 

DAFTAR PUSTAKA
 Contoh Karya Ilmiah Tentang Pendidikan
Asri B. 2008.  Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Faizah, F. 2009.  Dampak Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan, (Online), (http://www.blogger.com/profile/14458280955885383127), diakses 18 Oktober 2011.
Munir.  2010.  Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Maqdani, Anggota IKPI.
Surya,  M. 2002.  Dasar-dasar Kependidikan di SD. Pusat penerbitan Universitas Terbuka. Suryabrata, S. 2010. Psikologi Kepribadian.  Jakarta: Rajawali Pers.
Januar, I. 2006. Globalisasi pendidikan dI indonesia, (Online),                     (www.friendster.com/group/tabmain.php?statpos=mygroup&gid;=340151), diakses 18                   Oktober  2011.
Wardoyo, C. 2007. Urgensi Pendidikan Moral (Online), (http://www.nu.or.i) diakses 18 oktober              2011.

Jumat, 02 Januari 2015

coming soon, seminar muslimah

dakwah, yahh mungkin itulah yang salah satu langkah yang tepat untuk menyelamatkan para penerus islam saat ini.
pasalnya, remaja-remaja muslimah sudah mulai meninggalkan yang namanya akidah islam, sudah tak mau lagi mengenal yang namanya islam. melalui seminar muslimah, pimpinan komisariat IMM jurusan bahasa, memiliki antusias untuk menanamkan benih-benih keislaman untuk menyelamatkan mereka, dengan mengundang pemateri yang luar biasa.. dihatapkan mereka dengan cepat memahami apa itu islam yang sesungguhnya.. penasaran? silahkan ke aula stkip muh. bone,, tanggal 14 februari 2014,, HTM:10.00 rupiah

untuk pembahasan sedikit tentang tanggal 14,, hal itu akan di bahas pada artikel ini,
Benarkah ia hanya kasih sayang belaka ?
 
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)
 
Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau  iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan  dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisyen; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.

 SEJARAH VALENTINE:
Sungguh merupakan hal yang ironis(menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.
Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.
 
Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
 
Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis'  kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.
 
Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.
 
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat  dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.

PANDANGAN ISLAM 
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?
 
Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.:
“ Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)
 
Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.
 
Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.
Hadis Rasulullah s.a.w:“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah s.w.t. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 :“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.
HAL-HAL YANG HARUS DIBERI PERHATIAN:-
Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam  masalah 'Valentine Day'.
 
1. PRINSIP / DASAR
   Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama  Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.
 
2. SUMBER ASASI
   Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak.
Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan  mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.

3. TUJUAN
   Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan      yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
 
4. OPERASIONAL
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah s.w.t.:“Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan    syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27)
Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi : “…walaupun kamu membelanjakan    semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat    mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati    mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.

Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.
 
Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim.  Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.
 
Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerosakan-kerosakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisyen dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa.
 
MARI ISTIQOMAH (BERPEGANG TEGUH)
Perhatikanlah Firman Allah :
“…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”.
 
Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya.
Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah s.w.t. kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad s.a.w.
Firman Allah s.w.t.:
“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”.
 
Berkata Peguam Zulkifli Nordin (peguam di Malaysia) di dalam kaset 'MURTAD' yang mafhumnya :-
"VALENTINE" adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari 'kasih sayang' kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!!  Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol.

Paradigma Cengengisme

bismillahirahmanirrahim..

kader cengengisme, mungkin sudah tak asing lagi d telinga kita.. atau mungkin baru kita dengar. yahh.. kata cengeng memang selalu implementasinya ke arah kelemahan dan itu selalu saja memyerang paradigma kaum hawa, karna kaum hawa selalu mengedepankan perasaan di bandingkan rasionalitas akal pikirannya.. namun, tentunya hal itu tidak dimilikii oleh IMMawati atau sebagian besar IMMawati
bebicara tentang kader cengengisme ini, kenapa penulis mengangkat judul bahwa kader cengeng ini merupakan penyakit dalam ikatan? siapa sihh kader ini? dan seperti apa kader ini?
okkey mari kita ulas, kader cengengisme memang merupakan kader benalu dalam ikatan, pasalnya kader seperti ini memang sudah tak mampu mengemban visi misi dari IMM itu sendiri.. misalnya, ketika ada rapat mengenai jalan IMM kedepannya ataupun rapat program kerja, kader ini selalu saja mengambil alasan untuk tidak menghadiri rapat, karna malas saja mengikuti rapat.. olehnya itu kenapa penulis langsung men judge bahwa kader ini merupakan penyakit karna kenapa, IMM inikann organisasi kader bukan organisasi massa.. sudah sangat jelas IMM membutuhkan kader-kader yang militan dalam mengemban visi misi IMM dan muhammadiyah umumnya.. ikatan inii hanyalah jasad atau tempayan yang kosong, membutuhkan air yang jernih agar tempayan ini selalu bersih. IMM tak akan mampu berjalan tanpa ada kader yang militan dalam menjalankannya.. ingat IMM itu membutuhkan kita. apakah IMM mapmpu besar kalau kita hanya tinggal tidur? apakah IMM akan jaya ketika ada rapat pembahasan tentang IMM kedepannya, kita hanya tinggal di rumah nonton filem yang tidak berkualitas? atau apakah IMM ini mampu berdiri tegak kalau kader- kadernya saja ketika ada masalah langsung ngambek dengan pimpinannya terus lari dari ikatan?
tentu tidak hal itu tidak mungkin terjadi..
tentu menjadi pertanyaan di dalam pikiran kita, siapa itu kader cengengisme? cengengisme itu sebenarnya sebuah paradigma.. ketika ada kader yang memiliki patadigma cengengisme ini maka jadilah ia kader cengengisme. nah.. kader cnengisme ini contohnya kader yang selalu saja ngambek, kader yang selalu absen dalam rapat internal, dan juga kader yang cepat tersinggung dan marah-marah tak peduli di manapun ia berada, kader yang cengengisme juga seperti kader yang ketika ada kegiatan agenda besar dia selalu tidak hadir dengan alasan yang tidak jelas.
kader cengisme ini tanpa kita sadari sudah banyak tersebar, mengrogoti tubuh ikatan sehingga ikatan pada hari ini sudah terserang sakit kronis.
ada beberapa cara yang bisa kita tempuh untuk mengobati penyakit cengengisme ini, pertama jadwal rapat. jam karet sudah merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang kita, tapi apa daya manusia hanya bisa merencanakan tapi Allah yang menentukan, maka dari itu dalam mengambil waktu rapat misalnya pukul 13.00, d usahakan me sms kader untuk rapat pukul 12.30.. hal ini d tujukan agar kader tidak terlambat mengikuti rapat.
yang kedua, misalnya kader ini suka ngambek atau selalu saja marah terhadap pimpinannya.. di berikan pencerahan dari orang yang lebih senior dalam ikatan. dan juga kader yang lebih banyak tidurnya juga di berikan pencerahan.. jika tidak ada perubahan, apa boleh buat.. kita harus meng-cut kader tersebut, karna jika kita pertahankan.. hal itu hanya akan membuat IMM semakin sakit.

itulah mungkin beberapa tetes pemikiran saya IMMawan andiz al khairiy mengenai apa yang sedang terjadi dalam tubuh ikatan pada saat ini, kalau ada yang ingin di tambahkan silahkan.. saya sangat merespon masukan kakanda, adinda, dan teman-teman seperjuangan.. IMM jaya, abadi perjuanganku
fastabiqul khaerat.