Sabtu, 21 November 2015

Kajian budaya, oleh Kabid SBO IMM STKIP Muhammadiyah Bone

Watampone, pelaksanaan kajian budaya oleh ketua bidang SBO pikom IMM bahasa berjalan dengan lancar, dengan hadirnya puluhan mahasiswa terdiri dari IMM itu sendiri dan mahasiswa dari tiap prodi di stkip muhammadiyah bone.
"Kami melaksanakan kajian budaya ini akan ada kelanjutannya yaitu tur budaya lokal, dan konsumsi pada kegiatan kami ini yaitu kue tradisional bugis, dan juga filosofi bugis yaitu angka 7 dan 5 yang artinya mattuju tuju dan mallima lima" kabid SBO pikom IMM bahasa.
Pelaksanaan kajian budaya ini diharapkan dapat realitas matinya budaya bugis bone pada kalangan anak muda sekarang ini.
Di kajian ini pemateri berasal dari budayawan bugis yang terkenal karya teks dramanya di yogyakarta, yaitu bapak asmat riadi lamallongeng S.Pd, sistem penyampaian materi yang sistematis dari pemateri membuat peserta begitu tertarik dengan sejarah dari kota bone di mulai dari gelar seorang bangsawan, filosofi bugis dan kekuatan rakyat bugis pada masa dulu.

Rabu, 28 Oktober 2015

Seminar nasional bahasa indonesia

Watampone, prodi bahasa dan sastra indonesia sukses melaksanakan seminar nasional bahasa indonesia. Dengan tema "melalui bulan bahasa bangkitkan revolusi mental dengan kesatuan berbahasa dalam pendidikan", acara seminar di buka langsung  oleh bapak bupati bone. Ada banyak hal yang di sampaikan pak bupati utamanya dalam hal pendidikan di kab.bone ini, harapan pak bupati agar stkip membuat sebuah trobosan baru dalam hal pendidikan dan jyga menjaga kualitas perguruan tinggi agar tidak ada pengadaan ijazah palsu. Karena Sudah ada 8.000 ijazah palsu yg ditemukan. Di sela sela penyampaiannya beliau memberikan sebuah motivasi kepada para calon guru di stkip "Tidak usah memperhatikan apa yg d katakan oleh orang trntang stkip cukup tutup mata dan pake perasaan dalam mengambil kebijakan" Pak bupati bone
"Pada tahun 2015 pendidikan di kab.bone masuk 5 besar dari 24 kabupaten dan kota di sul sel" Bupati bone
"Kami berharap agar rektor kampus stkip muhammadiyah bone, agar selau menghadirkan guru besar atau orang cerdas untuk memberikan motivasi dan juga untuk meningkatkan mutu pendidikan, dan dapat di kerjasamakan dengan pemerintah" a.sumange lipu salah satu peserta seminar
Pak bupati kembali memberikan motivasi agar mahasiswa jangan malu dengan almamater stkip muhammadiyah bone dan pertahankan agar kredibilitasnya tetap bagus di tengah masyarakat.
Pelaksanaan seminar ini sangat bermanfaat bagi para calon guru bahasa indonesia, dan juga bagi para calon guru. Seminar ini merupakan salah satu poin penting yang akan menggenjot kredibilitas kampus stkip muhammadiyah bone di tengah masyarakat, sehingga masyarakat dan mahasiswa tidak lagi memandang enteng kampus yang ada di bone. Seminar bahasa ini sukses dengan hadirnya 400 orang peserta yang terdiri dari kepala sekolah,guru, dan mahasiswa yang berada dari luar stkip muhammadiyah bone

Kamis, 15 Oktober 2015

IMM di desa tirong, kec.palakka

Watampone-menjadi generasi islami di zaman aitakata ini memang sebuah cobaan yang berat hal ini di karenakan oleh sifat minder dari remaja itu sendiri. Bagi remaja putri memakai rok itu adalah sebuah keterpaksaan apalagi memakai jilbab yang syar'i, bagaikan ingin menyatukan langit dan bumi.

Namun, hal demikian tidak terjadi pada remaja remaja ini, mereka mengkonstribusikan dirinya dalam hal dakwah dan kepengurusan mesjid. Mereka adalah remaja mesjid desa tirong kec.palakka, sangat jarang pada hari ini kita akan menemui remaja mesjid.

Tepatnya pada tanggal 13 oktober 2015 bertepatan dengan tahun baru hijriyah 1 muharram 1437 H para pengurus mesjid ini di kukuhkan oleh ketua BKPRMI kab.bone. kepala desa,pemuka agama dan pimpinan komisariat IMM stkip muhammadiyah bone turut serta dalam menyukseskan kegiatan ini. Dalam penyampaiannya ketua BKPRMI berharap agar pengurus mesjid tidak hanya berdiam diri di dalam mesjid tapi bagaimana agar penyampaian dakwah islam ke masyarakat dapat tersampaikan dengan baik. Kegiatan pegukuhan pengurus berjalan dengan baik dengan adanya penampilan dari para santri bahrul ulum desa tirong kec.palakka

Setelah kegiatan pengukuhan ini dilanjutkan dengan tadabbur alam yang motori oleh pimpinan komisariat IMM. walaupun tempat kegiatan yang cukup jauh tapi antusias dari peserta cukup bagus hal ini di buktikan dengan jumlah peserta yang cukup banyak yaitu 30 orang terdiri dari SD, SMP, SMA, dan KULIAH. Kegiatan tadabbur alam ini diakhiri dengan renungan untuk peserta agar dalam mengemban amanah, remaja mesjid mampu profesional dan proporsional.

Sabtu, 10 Oktober 2015

Pejuang merah

Dza_bry
Watampone 10 agustus 2015

Lagi dan lagi ,aku hanya bisa menjewentahkan pemikiranku di sebuah barisan diksi yang ku sebut TULISAN.
Yah ,karna Lisan ini tak mampu beretorika dgn lantang dihadapan orang orang dan juga ilmu yang masih sangat minim.
Malam ini disaat caahaya bulan tak Nampak tertutupi awan kelabu,bintang yang sedari dulu masih tampak sama.
Ada hal yang membuat hati ini gelisah dan resah.
Rasanya sesak di dada ,ada hal yang HARUS ku ungkapkan.
Jari jemaripun tak sabar hendak mengetikkan  untaian paradigma yang selama ini terpendam.

Semua akan ku tuang disini.
Di Secangkir Wadah beraroma  Senja.

Sejenak kalau diperhatikan tulisan ini agak mirip puisi (heheh,, maklum yang nulis agak puitis orangnya ) padahal nyatanya tulisan ini bertujuan untuk memaparkan berbagai masalah atau gejolak  di ikatan mahasiswa muhammadiyah.

Memang, Baru beberapa bulan Dzaa di IMM ,ku akui bahwa yang ku hadapi hanya segelintir bebatuan kecil ,itupun belum seberapa dari para pejuang pendahulu,yang aku tahupasti bahwa begitu indahnya ikatan ini hingga mampu membuatku bertekuk lutut ,rasanya tak ingin beranjak dari singgasaana istana merah.Seiring matahari berotasi begitu banyak ilmu dan pengalaman yang tak pernah ku dapatkan sebelumnya.Membuat aku bertanya-tanya “inikah yang dinamakan jalan dakwah “ ?
IMM dengan Slogannya “Fastabiqul Khaerat” mampu menyihir Kaula Muda untuk turut andil dalam ber amal ma’ruf nahi munkar.





PEJUANG MERAH YANG GUGUR.

Dzaa menulis memang dalam suasana Gundah Gulana,mencari sebuah kebenaran  bukan pembenaran hingga dzaa harus menuliskan kegelisahan dan harus pulamenyampaikannyaa dalam kebenaran paling sempurna.

Tentunya saya mengangkat judul “PEJUANG MERAH YANG GUGUR” bukan tanpa alas an,melihat kondisi kekinian di ikatan membuat saya harap harap cemas dan mencoba menjewentahkannya dlm artikel ini,sekaligus bahan perenungan untuk kita terutama diri saya sendiri.

“ Awal yang begitu manis
Saat ku lihat deretan pejuang berpakaian merah tersenyum padaku
Saat lisannya menyejukkan hati ini dengan retorika indahnya
Saat matanya menatap penuh harap padaku
Saat tangannya merangkul ku menuju proses ‘’

Zaaman masih tetap berlanjut tak menunggu kita untuk beristirahat.
Roda kehidupan seakan akan tak mempunyai Rem untuk berhenti.
Seiring dentingan jam mengubah masa .

Aku baru sadar bahwa orang2 yg berada di IMM adalah orang yang tangguh ,telah terbukti
Dari berbagai hal yang kurasakan di ikatan mulai dari onak,duri,kerikil,dll.
Meski masih baru dalam ikatan ,dzaa sdikit telah merasakan pahit manisnya perjuangan.
Melihat situasi dan kondisi saat ini saya sangat prihatin,betapa tidak ,banyak dari saudara seikatan yang memilih untuk berhenti dari medan dakwah ini.
Entah,beribu argument telah dilontarkan dan diorasi kan olehnya.
Ada sesuatu hal yang Nampak yang membuat hati ini begitu pilu ,ketika mendengar bahwa sebagian dari mereka memilih pergi disebabkan SAKIT HATI .
Tak bisa di nafikkan bahwa hokum Kausalitas (sebab-akibat) masih berlaku.
Satu hal yang pasti penyebab SAKIT HATI adalah merasa TER-MARJINAL-KAN (terpinggirkan)
Merasa tak di pedulikan sama sekali.entah itu dari pimpinan atau lainnya.
Suatu pemikiran yang tak seharusnya menggerogoti Kaum merah.

Sangat miris ketika menyaksikan hal ini,jika saja semua kader merah berpikiran seperti itu dan memilih duduk di bangku penonton seraya meneriakkan kritikan kepada para pemain. Semudah itu ..? lalu siapa yang akan menahkodai kapal Merah nantinya ? bukankah IMM mengusung konsep Pergerakan ? lalu siapa yang akan menggerakkanya jikalau tak ada nahkoda ?

“Engkau yang kusebut Pejuang Merah..
Engkau yang telah gugur dimedan perang
Engkau yang hanya berkata kata dengan lantang
Engkau yang hanya mati sia-sia.

Hanya setumpuk kenangan  tersisa
Hanya secuil semangat tersisa
Hanya secerca harapan tersisa
Hanya segenggam janji tersisa

Dan  hanya menyisakan luka untuk generasimu’’


Seakan – akan kita  lupa tujuan awal kita berada di medan dakwah ini ,
Ataukah kita hanya membanggakan diri di ikatan dengan gelar atau jabatan yang pernah kita
Emban? Atau jangan jangan kita berada diikatan hanya untuk di lihat ? oh.semoga tidak.

“Penting mengedepankan tindakan dari hasil proses niat ,focus pada pemikiran (tafakur),dan
Doa.Hal ini berkali kali disebutkan sebagai upaya menyempurnakan ikhtiar .Mustahil  sesuatu dapat terwujud tanpa sempurnanya ikhtiar “ (The Muhammad Effect,hal,118)

”Perjalanan ikatan tak semudah yang kita kira,kita mungkin masih bisa menari di tengah badai  tapi jangan abaikan debu yang mampu membutakan mata hati sehingga kita tak tahu lagi jalan tujuan kita ” (Dzaa_Brhy)

Tanamkanlah Loyalitas sedalam dalamnya di hati kita.
Tetaplah berjuang para generasi pejuang merah.

IMM Jaya ,IMM Bangkit.
Fastabiqul khaerat.


Duh..agak capek juga nulisnya :D..
Tapi,Alhamdulillah Plong rasanya menyampaikan uneg uneg di hati.
Goresan di atas bukan untuk menghakimi seseorang.
Petik Manffatnya dan buang mudharatnya,
Semoga makna tulisan sederhana ini mampu  tersampaikan.

Wassalam.

Kamis, 08 Oktober 2015

Himaprodi bahasa inggris stkip muhammadiyah bone melaksanakan seminar nasional

Watampone- himpunan mahasiswa prodi(himaprodi) bahasa inggris melaksanakan seminar nasional yang di mana mereka mengambil tema "one day talk english teaching and learning strategy"
Dilihat dari tema yang di usung ini dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam proses belajar dan pembelajaran bahasa inggris memang bagi sebagian orang adalah hal yang sulit, maka dari itu di butuhkan beberapa strategi jitu dalam mempelajari dan mengajarkan bahasa inggris itu utamanya pada kalangan siswa.
Seminar nasional ini mendapat dukungan penuh dari stkip muhammadiyah bone dan juga dinas pendidikan kabupaten bone, media partner mereka yaitu bugis warta.
Seminar nasional ini termasuk seminar yang sayang jika di lewatkan karna mereka menghadirkan MR.David Hurst selain seorang motivator bahasa inggris beliau juga termasuk tutor pertandingan bahasa inggris.
Seminar ini di laksanakan pada hari sabtu, 10 oktober 2015 tepatnya di gedung pkk watampone

Kata tanpa makna

Ku cabut penaku dari tempatnya..
Kuangkat dan kulemparkan tinta di atas kertas, menciptakan tulisan emas yang aku sendiri tak mampu membacanya.

Penaku sayang.. apakah gerangan yang engkau tulis, melekat tanganku pada tubuhmu yang mulai terasa dingin. Kau kenapa penaku.

Tanpa kurasa hilang kesadaran diriku, menggila akalku, hilang rasa akan tubuhku, jari jemariku rasanya patah.. aku tak bisa...!! Aku tak mampu!! Mengendalikan engkau bagaikan mengendalikan angin..

Akuu tersontak...!! Akuuu terjatuh..!! Aku tersungkur....!! Aku terdiam.. diam dalam teriakan.. ahhhh...!!! Aahhhhh!! Aahhh...!!!

Tiba tiba aku sadar.. di tengah telaga aku berdiri.. terdiam.. tanpa riak, tiba tiba air menelanku.. menerkamku.. dan meremukkan tubuhku.. dalam gelap ku dengar suara lirih.. heii.. heeii.. heii.. bangun, lompat, ternjang...!!

Akupun terbangun.. hilang percaya akan apa yg di perbuat penaku, menyisakan kertas kosong tanpa makna.. ku lihat dengan mata batinkuu.. terdapat tulisan emas "qum fa andzir" yang artinya bangunlah..

Rabu, 07 Oktober 2015

PC.IMM Bone Mengutus 5 orang kader untuk mengikuti perkaderan DAM

Watampone- setelah melakukan seleksi lokal untuk calon peserta yang akan dimandatir mengikuti pengkaderan DAM di PC.IMM Sinjai dan PC.IMM Jeneponto akhirnya telah di umumkan bahwa ada 5 orang kader PC. IMM Bone yang akan di mandatir untuk mengikuti pengkaderan di dua kabuten ini.
"Seleksi lokal yang di lakukan oleh PC. IMM Bone ini di laksanakan mulai tanggal 30 september - 4 oktober 2015, pengumuman yaitu pada tanggal 5 oktober 2015" ringkas ketua bidang kader PC. IMM Bone
Dari Pimpinan komisariat bahasa itu sendiri ada dua orang yang lulus seleksi dan siap di mandatir oleh pimpinan cabang untuk mengikuti pengkaderan DAM yang di laksanakan oleh PC. IMM Sinjai dan PC. IMM Jeneponto.

"Kami tidak memandat kader jika kader itu belum siap, makadari itu sebelum mereka ikut seleksi kami dari pimpinan komisariat memberikan mereka penguatan agar mereka dapat menguatkan tujuannya untuk mengikuti pengkaderan DAM"
Tegas kabid kader pikom bahasa.
Setelah dinyatakan lulus seleksi calon peserta selanjutnya mengikuti briefing yang diadakan oleh ketua umum PC. IMM Bone Dan siap untuk di berangkatkan. Tepatnya pukul 14.50 calon peserta DAM PC. IMM Sinjai berangkat yang sebelumnya salah seorang telah berada di lokasi karna dia adalah orang sinjai yang kuliah di STKIP Muhammadiyah Bone, calon peserta yang di berangkatkan yaitu dari pikom bahasa 1 orang, pikom sosial 1 orang dan pikom nyai walidah 1 orang jadi total 3 orang calon peserta yang akan mengikuti pengkaderan DAM PC. IMM Sinjai.

Dua orang kader pikom IMM bahasa menjadi utusan PC.IMM Bone untuk mengikuti DAM

Watampone- pikom IMM jurusan bahasa yang sebelumnya memandatir 5 orang kader kadernya untuk mengikuti seleksi DAM di lokal PC.IMM Bone, akhirnya setelah mengikuti beberapa tahapan seleksi dan berhadapan dengan timsel yang profesional dan proporsional hanya dua orang kader pikom bahasa yang lulus untuk mengikuti tahap seleksi selanjutnya yaitu di PC. IMM Sinjai

Senin, 25 Mei 2015

Kegiatan hapal hadist pikom bahasa

Bismillah..
Tepat hari selasa, 26 mei 2015 pikom bahasa melakukan kegiatan pertamanya yaitu menghapalkan hadist bagi setiap pimpinan.
Kegiatan ini sungguh sangat bermanfaat karna selain  menjadi pedoman kita dalam menjalankan kehidupan ini, kegiatan menghapalkan hadist inii dapat menjadi sebuah referensi untuk para pimpinan dalam gerakan utamanya yaitu berdakwah. karna eksistensi dari IMM sesungguhnya adalah gerakan dakwah seperti yang tertera pada tujuan dari IMM itu sendiri.
Maka dari itu pentingnya pimpinan untuk menghapal hadist, adalah untuk referensi dakwahnya di dlam kampus.

Jumat, 08 Mei 2015

Ketika IMM telah mendarah daging

Bismillah..
IMM, yahh.. IMM, sebuah organisasi yang sejak awal kelahirannya menuai pro dan kontra, walaupun lebih banyak kontra akan kelahirannya tapi IMM tetap kuat dan teguh dalam melawan kesalah pahaman masyarakat tentangnya. Sperti yang di ceritakan dalam buku kelahiran yang di persoalkan, kritikan demi kritikan sangat menjatuhkan IMM seperti dianggap sebagai penganut komunisme karna memakai atribut kebanggan yaitu merah gelap. tapi penulisan blog ini bukan untuk menceritakan kisah panjang tentang IMM, namun penulisan artikel ini untuk menyampaikan dan menceritakan betapa indahnya berorganisasi terutama dalam IMM, pahit manis kecutnya kehidupan dalam organisasi, tapi itu semua dapat terobati oleh persaudaraan dan semangat berukhuwah dalam islam.
Ber IMM memang sulit, yahh.. sangat sulit sehingga hanya orang yang terpilih lahh yang akan bertahan di IMM. Salah satu tantangan terbesar dalam ber ikatan itu adalah keluarga,akademik, dan hawa nafsu. Oleh karena itulah kader IMM pada hari ini begitu mengalami ketimpangan,, masalah restu keluarga, sudah bisa tapi masalah terbesar sekarang adalah akademik, yahh.. ada pepatah dalam IMM yang sering di agung agungkan dalam organisasi ini "jangan sampai kuliah mengganggumu dalam berikatan" . Kebanyakan kader IMM salah paham dalam mengartikan pepatah ini, sehingga dengan egoisnya meninggalkan kuliah penting demi organisasi. Organisasi boleh, tapi kader sejati dan hebat adalah mereka yang mampu menyeimbangkan IMM dan kuliahnya. Solusinya seperti ini, ketika mata kuliah pada hari itu adalah mata kuliah inti jurusan anda, lebih baik tinggalkanlah dulu organisasi. Karna 75% penilaian dosen itu ada pada kehadiran dalam tatap muka kuliah, maka dari itu lebih baik memikirkan yang mana lebih banyak manfaatnya. Dalam ber ikatan itu bukan untuk di lihat ataupun hanya singgah sebentar tanpa mampu membuat IMM menjadi lebih besar, tapi di IMM lah kita berubah menjadi lebih baik lagi dan membuat IMM menjadi organisasi yang sangat di hormati baik itu PTM maupun yang non PTM.
Dalam berorganisasi itu tidak ada yang mudah, berawal dari darul arqam dasar mampu kahh hati istiqomah, dalam IMM akan di temukan arti hidup ini, akan kalian temukan arti kebersamaan. Menjadi kader sejati bukan hal yang mudah, butuh tekad dan perjuangan dan juga bukan permainan. Harus ada tekad dari hati yang tulus sehingga akan melahirkan kader sejati dalam ber ikatan. maju ataupun mundurnya IMM ada di tangan kadernya, maka dari itu marilah kita perteguh kebersamaan dan persaudaraannya kita, hilangkanlah paradigma cengengisme dalam berikatan. Pasti kita bisa untuk membuat IMM berjaya..
Fastabiqul khaerat, imm jaya.. jayalah.. IMMkuu

Kamis, 02 April 2015

GBHO IMM


GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO)
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahwa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai bagian dari Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM), memiliki posisi yang strategis dalam rangka membangun tradisi pembaharuan Muhammadiyah. Dengan basis kekuatan yang berada di kampus-kampus baik PTM maupun non PTM, menjadikan IMM sebagai organisasi otonom (Ortom) Muhammadiyah yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan kader-kader akademis Muhmmadiyah masa depan. Posisi ini meniscayakan IMM untuk selalu melakukan reorientasi dan penajaman visi, misi, peran, agenda, strategi, metode serta teknik gerakan. Dalam arti lain, IMM perlu melakukan penguatan gerakan, baik dari segi landasan pemikiran maupun program aksinya.
Bahwa IMM sebagai bagian dari generasi muda Islam perlu mengambil peran lebih besar dalam gerakan kultural partisipatoris yang selalu terlibat dengan secara intensif dalam mengambil peran-peran sosial, baik di wilayah infrastruktur maupun suprastruktur. Populasi kuantitatif umat yang masih belum diimbangi dengan posisi kualitatif menjadi tanggung jawab IMM bersama generasi muda Islam lainnya untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif. Karenanya dibutuhkan formulasi strategi dan taktik yang tepat untuk berhadapan dengan banyaknya tantangan yang dihadapi umat kini dan masa depan.
Bahwa IMM sebagai bagian dari generasi muda bangsa Indonesia tak bisa mengelakkan diri dari berbagai kejadian, kecenderungan, dan perubahan yang mewarnai kehidupan bangsa Indonesia baik dalam kerangka pemenuhan kebutuhan nasional maupun konsekuensi interaksi antar bangsa. Oleh karena itu, IMM dituntut untuk memiliki kemampuan yang tepat dalam memberikan jawaban terhadap dinamika bangsa Indonesia dalam berbagai sektor diantaranya; ekonomi, politik, sosial, hankam, hukum, kemasyarakatan, lingkungan dan sebagainya. Keniscayaan ini menjadi sangat vital karena IMM bersama generasi muda lainnya adalah tumpuan harapan pelanjut nasib bangsa. Karena itu IMM perlu segera melakukan antisipasi dan perencanaan strategis yang tepat dalam memainkan perannya untuk pemenangan masa depan.

B.    Pengertian
Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) IMM adalah pernyataan kehendak IMM yang ditetapkan oleh Muktamar. Didalamnya merupakan rangkaian kebijakan dan program yang menyeluruh, terarah, dan terpadu yang berlangsung secara terus menerus dalam rangka mewujudkan tujuan IMM yaitu terbentuknya akademisi muslim yang berakhlak dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
Pola Dasar Kebijakan, adalah dasar-dasar yang dijadikan landasan disusun dan dilaksanakannya suatu kebijakan (program), sehingga pelaksanaannya mengarah pada tercapainya tujuan IMM.
Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang, adalah pedoman kebijakan dalam jangka waktu lima kali periode Muktamar, yang disusun sebagai arah dari penyusunan dan pelaksanaan kebijakan atau program jangka pendek secara bertahap yang akan mengarah pada tercapainya tujuan IMM.
Kebijakan IMM Periode Muktamar adalah suatu pedoman yang disusun sebagai arah kebijakan atau program dalam satu periode Muktamar.
Pelaksanaan Kebijakan dan Program adalah garis-garis pokok tindakan yang mengandung alternatif rencana program dalam mencapai tujuannya.

C.    Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan ditetapkannya Garis-Garis Besar Haluan Organisasi IMM adalah untuk memberikan arah bagi pelaksanaan usaha-usaha IMM, yang pada pokoknya diwujudkan dalam bentuk Kebijakan dan Program IMM. Sehingga dapat mencapai maksud dan tujuan IMM sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi menurut keberadaan dan kemampuan IMM sendiri.

D.    Landasan Kebijakan
Kebijakan IMM berdasarkan pada :
1.    Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2.    Kaidah Organisasi Otonom Muhammadiyah.
3.    Keputusan dan Program Muhammadiyah.
4.    Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMM.
5.    Keputusan Muktamar IMM yang masih berlaku.
6.    Keputusan Dewan Pimpinan Pusat.

E.    Sistematika
Penyusunan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi IMM mengandung sistematika sebagai berikut:
BAB I    :    Pendahuluan yang memaparkan tentang Latar Belakang Permasalahan, Pengertian-Pengertian tentang Garis-Garis Besar Haluan Organisasi, Pola Dasar Kebijakan, Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang, Kebijakan IMM Periode Muktamar, dan Pelaksanaan Kebijakan dan Program. Serta memuat Maksud dan Tujuan, Landasan Kebijakan, dan Sistematika.
BAB II         :    Pola Dasar Kebijakan memaparkan tentang Makna dan Hakikat Kebijakan, Tujuan Kebijakan, Prinsip-Prinsip Kebijakan, Sasaran Kebijakan, serta Modal Dasar dan Faktor Dominan.
BAB III    :    Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang memaparkan tentang Latar Belakang Permasalahan, Arah Kebijakan Jangka Panjang dan Sasaran.
BAB IV    :    Kebijakan IMM Periode Muktamar memaparkan tentang sasaran Program, Prioritas, dan Uraian.
BAB V    :    Memuat tentang Pelaksanaan Kebijakan dan Program yang memaparkan tentang Prinsip Pengorganisasian Program serta Pengorganisasian dan Pelaksanaan Program di tingkat Daerah, Cabang dan Komisariat.
BAB VI    :    Penutup.

BAB II
POLA DASAR KEBIJAKAN

A.    Makna dan Hakikat Kebijakan IMM
Pola Dasar Kebijakan IMM memberikan dasar-dasar bagi kebijakan IMM dalam upaya mewujudkan tujuan IMM. Pola dasar kebijakan IMM memuat tentang tujuan kebijakan, prinsip-prinsip kebijakan, sasaran kebijakan serta modal dasar dan faktor dominan. Oleh karena itu, makna dan pola dasar kebijakan IMM adalah penegasan dari tujuan IMM dalam bentuk penjabaran komponen-komponen yang mendasari serta berpengaruh bagi upaya pencapaian tujuan IMM.Sedangkan hakikat pola dasar kebijakan IMM adalah wujud nyata dari upaya yang dilakukan secara bersama-sama dalam suatu kerjasama antara pimpinan dan anggota IMM untuk mencapai tujuan IMM.

B.    Tujuan Kebijakan IMM
Tujuan kebijakan IMM diarahkan pada tercapainya tujuan IMM yaitu terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.

C.    Prinsip-prinsip Kebijakan IMM
Untuk mencapai tujuan IMM maka setiap kebijakan atau program yang dilaksanakan hendaknya didasarkan atas prinsip-prinsip:
1.    Prinsip Tujuan
Ialah bahwa segala usaha dan program senantiasa mengacu pada pencapaian tujuan IMM yaitu terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia. Dengan demikian segala sesuatunya dilakukan bukan secara spontanitas insidental, melainkan sebagai bagian dari upaya pencapaian tujuan itu sendiri.
2.    Prinsip Kekaderan
Ialah bahwa segala kegiatan yang dilakukan merupakan pencerminan dari arena didik diri dalam mempersiapkan dan melatih kader-kader yang terlatih dan berkualitas yang diproyeksikan sebagai kader pimpinan bagi persyarikatan, umat dan bangsa. Target kualifikasi profil kader yang dituju dalam keseluruhan proses IMM adalah kader yang memiliki trikopetensi (spiritualitas, humanitas dan intelektualitas)
3.    Prinsip Dakwah
Ialah bahwa aktivitas IMM dalam memerankan dirinya di tengah-tengah masyarakat adalah cerminan dari upaya dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar. Dakwah adalah landasan gerakan IMM dalam melakukan rekayasa kehidupan menuju pencerahan kualitas hidup manusia di dunia dan akhirat.
4.    Prinsip Kebersamaan
Bahwa segala bentuk program dan pilihan kebijakan IMM merupakan hasil kehendak dan orientasi cita-cita seluruh bagian warga Ikatan. Kolektivitas dan kolegialitas adalah watak Ikatan dalam mengemban misi untuk mencapai tujuan bersama dalam model “tim kerja” dan “kerja tim” bagi program kerja Ikatan.
5.    Prinsip Keseimbangan
Bahwa pilihan gerakan IMM merupakan wujud apresiasi yang seimbang dalam pemenuhan peran keagamaan, keilmuan dan kemasyarakatan.
6.    Prinsip Relevansi
Bahwa kebijakan dan program kegiatan IMM adalah serangkaian aktivitas yang dilaksanakan untuk memberikan pemenuhan kebutuhan yang relevan dengan sikap, watak dan kebutuhan warga Ikatan yaitu mahasiswa.
7.    Prinsip Kesinambungan
Bahwa kegiatan-kegiatan IMM dalam setiap struktur pimpinan senantiasa memperhatikan kebutuhan jangka panjang dan kesinambungan gerakan.
8.    Prinsip Kemajuan atau Progresifitas
Bahwa segala bentuk program, kegiatan, maupun pilihan kebijakan IMM senantiasa diambil sebagai usaha IMM ke arah yang lebih baik, lebih progresif dan mencerahkan bagi persyarikatan, umat dan bangsa.
9.    Prinsip independensi
Segala  bentuk aktifiatas IMM tidak berafiliansi dengan partai politik manapun serta tidak berpolitik praktis  

D.    Sasaran Kebijakan IMM
1.    Sasaran Personal
Yaitu sasaran yang menyangkut pembinaan dan pengembangan kepribadian serta sumber daya mahasiswa, baik secara lahiriyah maupun bathiniyah. Untuk itu, pembinaan dan pengembangan aspek lahiriyah diarahkan pada:
a.  Terbinanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang terlatih dan terampil dalam menjalankan perannya di tengah-tengah masyarakat sesuai dengan spesifikasi program, keahlian dan pilihan kerjanya.
b. Terbinanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang mampu menampilkan daya tarik yang tepat bagi generasi muda, khususnya mahasiswa untuk terlibat dalam aktivitas Ikatan.
c.  Terbinanya kualitas kader dan pimpinan yang cakap menjalankan organisasi sehingga memenuhi standar kualitas anggota dan pimpinan yang memenuhi aturan konstitusi Ikatan.

Adapun pembinaan dan pengembangan bathiniyah diarahkan pada:
a. Tercapainya kualitas kader dan Pimpinan IMM yang siap menampilkan diri sebagai seorang muslim kaffah  dalam seluruh tindakannya.
b.  Terciptanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang mampu mencerminkan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-harinya.
c. Terciptanya kualitas kader dan pimpinan IMM yang siap berjuang dan berani menghadapi segala macam tantangan dalam kehidupannya, baik dalam rangka pengambilan peran institusional maupun dalam pemenuhan kualifikasi personalnya.
d.  Terciptanya kader dan pimpinan IMM yang memiliki tingkat pemahaman yang tepat tentang fungsi dan perannya dalam membangun cita-cita Ikatan menuju masyarakat utama adil dan makmur yang diridhoi Allah.

2.    Sasaran Institusional
Yakni sasaran yang menyangkut pembinaan dan pengembangan organisasi, baik di dalam (intern) maupun ke luar (ekstern). Pembinaan dan pengembangan yang bersifat internal diarahkan pada penataan, pelaksanaan serta pengawasan organisasi, sehingga secara bertahap akan dicapai keadaan sebagai berikut:
a. Terbinanya mental pimpinan dan mekanisme kerja kepemimpinan sehingga secara bertahap akan terwujud suasana tata kepemimpinan yang baik.
b.  Terbinanya administrasi organisasi dan atau mekanisme keorganisasian sehingga secara bertahap akan terwujud suasana tata keorganisasian yang baik.
c.   Terbinanya program dan kegiatan sehingga secara bertahap akan terwujud suasana tata kegiatan yang baik.

Pembinaan dan pengembangan organisasi yang bersifat eksternal diarahkan pada pemantapan organisasi secara bertahap sehingga tercapai suasana sebagai berikut:
a.  Terbinanya kepemimpinan IMM yang tertib, baik vertikal maupun horisontal dalam rangka pelaksanaan program untuk mencapai tujuan IMM.
b.  Terbinanya peran aktif IMM sebagai organisasi otonom Muhammadiyah dalam meningkatkan fungsinya sebagi pelopor, pelangsung dan penyempurna cita-cita dan gerakan Muhammadiyah serta dapat bekerja sama dengan AMM lainnya.
c. Terbinanya peran aktif IMM sebagai salah satu organisasi atau gerakan mahasiswa Muslim yang mampu menghimpun dan menyalurkan serta mengembangkan aspirasi, minat dan bakat mahasiswa muslim.
d.  Terbinanya peran aktif IMM sebagai salah satu ormas kepemudaan di tengah-tengah dinamika kancah kehidupan kepemudaan dan kebangsaan.
e.  Terjalinnya komunikasi mutualistik IMM dengan pemerintah serta lembaga OKP-OKP lainnya.

E.    Modal Dasar dan Faktor Dominan
1.    Modal Dasar
Modal dasar merupakan potensi obyektif lingkungan IMM yang menjadi modal pertama untuk menggerakkan dan berjuang untuk organisasi. Modal Dasar IMM dalam kiprahnya adalah :
a.    Para mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia.
b.    Para mahasiswa yang berada di perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi lainnya yang menyetujui maksud dan tujuan IMM.
c.    Karakteristik umum mahasiswa sebagai generasi muda potensial yang memiliki potensi dasar aqidah Islam yang menjadi sumber motivasi, kompetensi dasar kemanusiaan dan intelektual.

2.    Faktor-Faktor Dominan
a.  Berdirinya perguruan tinggi Muhammadiyah yang tersebar di seluruh Indonesia.
b. Tersebarnya alumni dan jaringan IMM baik secara personal maupun institusional di dalam tubuh persyarikatan maupun di luar persyarikatan.
c.  Tersedianya sumber dana yang potensial dari anggota-anggotanya baik yang berada di lingkungan perguruan tinggi Muhammadiyah maupun perguruan tinggi lainnya.
d.  Kerjasama dan dukungan dari berbagai organ-organ institusi lain di luar Muhammadiyah yang tidak mengikat.

BAB III
POLA UMUM KEBIJAKAN JANGKA PANJANG

Berdasarkan pada Pola Dasar Kebijakan, maka disusun Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang yang meliputi 5 (lima) periode Muktamar (Muktamar XIV s.d. XVIII), sebagai upaya mengarahkan dan melaksanakan pembinaan kader dalam pengertian seluas-luasnya menuju tercapainya tujuan IMM.

A.    Latar Belakang
Perkembangan zaman yang semakin mengarah kepada terbentuknya budaya global dalam berbagai sektor telah menarik sedemikian rupa seluruh komponen masyarakat untuk terlibat di dalamnya. Kecenderungan globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan membawa dampak negatif dan positif dalam setiap muatan yang ditawarkannya.

Dalam keadaan demikian seluruh komponen masyarakat dan bangsa yang memiliki kapabilitas tinggi akan mampu menjadi subyek penentu yang memenangkan seluruh penawaran alternatif pemenuhan kebutuhan manusia dan orientasi hidupnya. Sebaliknya institusi dan komponen masyarakat serta bangsa yang tidak memiliki kapabilitas tinggi akan menjadi obyek sasaran pasar dunia dengan segala konsekuensinya.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai institusi sosial-intelektual memiliki tingkat kemungkinan yang sangat  besar untuk terlibat dalam kancah globalisasi yang terjadi. IMM sebagai Social Movement dapat memainkan peran strategisnya dalam arena kehidupan global. Diharapkan tingkat kemampuan IMM mampu memberikan penawaran serta tanggapan terhadap setiap tantangan yang dihadapi.

Secara umum IMM akan semakin berperan bila ditopang oleh dua sisi kekuatan yang berjalan secara simultan dalam gerakannya. Kekuatan pertama merupakan daya tahan institusional yang dibangun secara sistematik dalam keseluruhan perangkat internalnya. Kekuatan kedua merupakan kemampuan Ikatan dalam membangun citra diri memainkan peranan di tengah-tengah persaingan yang tengah dan sedang berlangsung.

Hal ini harus dijawab dengan pemilihan aktivitas yang secara programatik dituangkan dalam kebijakan dan programnya. Program yang sistematik akan memberikan visi dan arah yang jelas terhadap perjalanan organisasi dalam setiap periode kepemimpinannya.

Maka disusunlah pola umum kebijakan jangka panjang yang akan menjadi panduan kegiatan IMM selama 10 tahun kedepan yang diterjemahkan dalam pilihan (prioritas) program jangka pendek per-Muktamar.

B.    Arah Kebijakan Jangka Panjang
1. Program jangka panjang dilaksanakan dalam rangka terciptanya akademisi Islam yang berakhlaq mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah, yaitu menegakkan dan menjunjung tinggi ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
2. Program jangka panjang dilaksanakan secara bertahap, berencana dan berkesinambungan diarahkan untuk mencapai maksud dan tujuan IMM yang lebih progresif.
3. Program IMM jangka panjang ditetapkan selama 5 (lima) kali pelaksanaan Muktamar IMM yang dilaksanakan secara bertahap, berencana dan berkesinambungan melalui kebijakan per-periode Muktamar dari mulai periode Muktamar XIV sampai Muktamar XVIII. Masing-masing tahapan memiliki sasaran khusus dalam kerangka mencapai sasaran program jangka panjang.
4. Dalam melaksanakan program jangka panjang, segala kemampuan dan potensi yang dimiliki anggota dan organisasi harus dimanfaatkan semaksimal mungkin disertai dengan kebijakan dan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan potensi tersebut.
5. Pelaksanaan program jangka panjang mengandung prinsip keseimbangan antara pencapaian target dan proses. Artinya harus senantiasa memperhatikan dan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh IMM diberbagai tingkatan, berkualitas dan berpotensi setempat dan proses yang melingkupi pelaksanaan program itu sendiri sehingga tidak berorientasi pada pencapaian hasil semata-mata.

C.    Sasaran Kebijakan
1.   Sasaran Utama
Sasaran utama program jangka panjang IMM diarahkan pada upaya perumusan visi dan peran sosial IMM memasuki abad XXI. Hal ini ditetapkan dalam rangka memantapkan keberadaan IMM demi tercapainya tujuan IMM

Rumusan program jangka panjang yang dimaksud merupakan strategi pembinaan dan tahapan secara sistematis yang diantaranya meliputi; konsolidasi organisasi, konsolidasi pimpinan, pemantapan institusi dan mekanisme organisasi, perluasan dan ekspansi organisasi, distribusi kader, kristalisasi internal dan kristalisasi eksternal.

Sasaran tersebut dilaksanakan secara bertahap, berencana dan berkesinambungan selama lima periode Muktamar:
a.    Periode Muktamar XIV
Diarahkan pada penguatan konsolidasi struktur dan ekspansi gerakan guna memperkuat jaringan organisasi, serta penguatan kemampuan organisasi menjadi institusi organik, yaitu institusi yang berperan aktif dalam merespon kondisi sosial masyarakat. Langkah ini didorong melalui penguatan institusi dan percepatan transformasi nilai berdasar identitas IMM, perbaikan manajemen, penguatan kapasitas gerakan serta restrukturisasi untuk mendukung gerakan berkesinambungan.

b.    Periode Muktamar XV
Diarahkan pada penguatan orientasi perkaderan, kemandirian kader dan organisasi. Langkah ini ditempuh guna mempersiapkan kader-kader berkualitas serta pemantapan struktur-struktur yang menjadi ujung tombak gerakan untuk memberikan kontribusi nyata bagi kemandirian bangsa. Pemantapan ini terfokus pada penguatan manajemen gerakan terutama di tingkat akar rumput. Posisi IMM yang merupakan “middle structure” dalam masyarakat menjadi bagian penting dalam menguatkan konsolidasi demokrasi di Indonesia. Fase ini menempatkan IMM sebagai lokomotif pendorong bagi kelompok-kelompok masyarakat untuk secara mandiri membuka akses atas hak-haknya.

c.    Periode Muktamar XVI
Diarahkan pada penguatan peran IMM dalam dinamika perkembangan persyarikatan dan kehidupan bernegara, sehingga  IMM dapat menjadi organisasi yang mantap dalam mendorong perubahan kebijakan publik di tiap lini bersama kelompok-kelompok masyarakat lainnya.

d.    Periode Muktamar XVII
Era keemasan setengah abad IMM dengan indikator: soliditas organisasi yang kokoh, dengan Integrasi peran IMM terhadap isu-isu yang berkaitan dengan “krisis eksistensi manusia”. Pada periode ini diprediksikan terjadinya perubahan besar atas kondisi di dunia yang mempengaruhi eksistensi manusia. Peran IMM adalah melakukan penguatan nilai dan mendorong kebijakan yang berbasis pada isu krisis, serta membuka jaringan lebih luas ke dunia internasional.

e.    Periode Muktamar XVIII
Melakukan transformasi kader ke berbagai lini secara sistemik, dengan memperteguh Gerakan IMM pada isu-isu keilmuan dan teknologi sehingga IMM menjadi bagian dunia yang lebih luas dari gerakan pemuda internasional dan memberikan kontribusi ide untuk perubahan di tingkat global.

2.    Sasaran Khusus
Sasaran khusus yang ingin dicapai dalam masing-masing bidang pelaksanaan kebijakan bidang adalah:
a.    Bidang Organisasi
Bidang organisasi diarahkan pada tercapainya struktur dan fungsi organisasi serta mekanisme kepemimpinan yang mantap dan mendukung gerakan Ikatan dalam mencapai tujuannya. Program konsolidasi gerakan IMM juga diarahkan pada terciptanya kekuatan gerak IMM baik kedalam maupun keluar sebagai modal penggerak bagi pengembangan gerakan IMM.

b.    Bidang Kader
Bidang Kader diarahkan pada penguatan tri kompetensi dasar yang secara dinamis mampu menempatkan diri sebagai pelaku perubahan sosial masyarakat.

c.    Bidang keilmuan
Diarahkan pada penguatan basis metodologi kader dan kultur keilmuan di semua lini.

d.    Bidang Media dan Pengembangan Teknologi
Diarahkan pada terciptanya media komunitas yang mumpuni, meningkatnya bargaining position dengan media dan menjadikan teknologi sebagai bagian integral dari pengembangan IMM.

e.    Bidang Hikmah
Bidang Hikmah diarahkan pada penguatan peran sosial-politik IMM di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya dalam peran serta sosial politik generasi muda. Pemetaan basis data sosial politik dan budaya, penguatan peran intelektual kader, laboratorium politik dengan pengayaan khazanah sosial politik dan budaya.

f.    Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup
Diarahkan untuk menjadikan institusi IMM mampu melakukan penguatan-penguatan di masyarakat untuk terciptanya kemandirian.

g.    Bidang Sosial dan Ekonomi
Diarahkan pada pengembangan kapasitas kewirausahaan kader dan kemandiran organisasi secara ekonomi.

h.    Bidang Immawati
Diarahkan pada upaya penguatan penguatan jati diri dan peran aktif potensi sumber daya putri dalam transformasi sosial menuju masyarakat utama. Peran-peran ini berbasis pada paradigma adil gender.

i.    Bidang Dakwah
Bidang Dakwah diarahkan pada gerakan dakwah Islam bernuansa pencerahan dan menggembirakan masjid kampus sebagai basis gerakan dakwah IMM.

BAB IV
KEBIJAKAN IMM PERIODE MUKTAMAR XIV

A.    Sasaran dan Prioritas Kebijakan
Prioritas kebijakan periode Muktamar XIV dititkberatkan kepada penguatan basis institusi dan kader yang dapat memberikan manfaat nyata di tengah-tengah masyarakat, dengan melakukan agenda-agenda strategis mengenai isu-isu kontemporer, yang memberikan imbas langsung kepada masyarakat dalam usaha mencapai kehidupan masyarakat yang utama.

B.    Uraian Kebijakan Program
1.    Bidang Organisasi
a.    Menciptakan mekanisme kontrol dan  keamanan organisasi.
b.    Meningkatkan kapasitas manajemen organisasi.
c.    Mengawal tertib organisasi.
d.    Menguatkan kemampuan dokumentasi organisasi, penelusuran dan penjagaan dokumen-dokumen penting organisasi.
e.    Bersama bidang lain yang terkait, menciptakan system database kader berbasis teknologi.

2.    Bidang Kader
a.    Percepatan perkaderan ke tingkat grassroot internal.
b.    Mendorong terbentuknya korps Instruktur hingga ke cabang di semua daerah.
c.    Paradigma perkaderan diarahkan kepada paradigma perkaderan berbasis realitas dan sensitif gender.

3.    Bidang Hikmah
a.    Menguatkan konsolidasi gerakan di tingkat internal dalam merespon isu-isu nasional.
b.    Meningkatkan bargaining power IMM dalam rangka mempengaruhi kebijakan.
c.    Menindaklanjuti lembaga sustain di bidang Hikmah yang concern ke advokasi .
d.    Mendorong kultur aktivitas gerakan berdasar analisis dengan data dan metodologi yang lebih baik.
e.    Penguatan kapasitas gerakan kader  terfokus pada kapasitas analisis dan strategi sosial-politik.

4.    Bidang Keilmuan
a.    Mendorong terciptanya kantong-kantong intelektual kader.
b.    Menguatkan kapasitas dan memperkaya  metodologi kader.
c.    Mendorong terciptanya kantong-kantong integrasi antara disiplin ilmu akademis dengan gerakan IMM.

5.    Bidang Media dan Pengembangan Teknologi
a.    Menciptakan media komunitas yang mumpuni.
b.    Melakukan bargaining power dengan media lainnya.
c.    Menciptakan kultur menulis di IMM.
d.    Menciptakan kultur penggunakan teknologi mutakhir dalam gerakan IMM, dalam hal ini termasuk peningkatan kapasitas kader terhadap teknologi.
e.    Bersama bidang organisasi menciptakan database kader yang mumpuni dan efektif.

6.    Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan hidup
a.    Mendorong terbentuknya lembaga berkelanjutan di bidang pemberdayaan masyarakat dan lingkungan hidup.
b.    Menguatkan kapasitas analisis dan gerakan kader dalam pemberdayaan masyarakat.
c.    Membuat konsep fokus pemberdayaan IMM untuk masyarakat dan lingkungan hidup.
d.    Membuat konsep untuk mendorong masyarakat agar melestarikan lingkungan hidup.

7.    Bidang Sosial Ekonomi
a.    Menguatkan serta mengembangkan Badan Usaha Milik Ikatan menjadi lembaga berkelanjutan dengan pengelolaan profesional.
b.    Menjalin kemitraan ikatan dengan lembaga-lembaga pemerintahan dalam hal sosial ekonomi.

8.    Bidang IMMawati
a.    Implementasi Grand Design IMMawati yang disahkan Tanwir IMM 2009.
b.    Melakukan pengarusutamaan gender di tubuh internal IMM.
c.    Melakukan respon terhadap isu-isu kemanusiaan dengan basis paradigma adil gender.
d.    Menciptakan database kader yang baik dan mekanisme transfer kader yang efektif dari IMMawati ke ortom lainnya.
e.    Penguatan IMMawati.

9.    Bidang Dakwah
a. merevitalisasikan gerakan dahwah jamaah sesuai dengan kearifan lokal.
b. pemetaan potensi kader da’i terhadap tuntunan pergumalan dakwah kampus.
c. mendayagunakan masjid sebagai basis gerakan dakwah.
d. mendorong terjadinya gerakan tajdid di seluruh kampus.
e. membentuk laboraturium dai ikatan.

10.    Bidang Seni Budaya dan Olahraga
a. menciptakan wadah untuk mengaplikasikan bakat dan seni.
b. mampu menampung bakat dan potensi kader ikatan.
c. merespon dan memfilter budaya asing yang masuk ketanah air.  

BAB V
PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM
(Startegi pengembangan dan Implementasi Program Secara Nasional)

Kebijakan Program IMM merupakan perincinan dari Pola Dasar Kebijakan dan Pola Umum Kebijakan Jangka Panjang IMM yang dalam pelaksanakannya melibatkan seluruh tingkatan pimpinan dan kader IMM.

Keterlibatan seluruh bagian sumber daya Ikatan dalam rangka merealisasikan kebijakan program merupakan modal utama terwujudnya aktifitas organisasi yang mandiri, mantap dan sistematis.

Orientasi pelaksanaan program tidak terlepas dari muatan-muatan prinsip-prinsip seperti yang telah ditetapkan dimuka. Akselerasi dan apresiasi pimpinan terhadap pelaksanaan program menjadi hal yang penting yang harus diperhatikan. Dengan ini diharapkan dinamika organisasi dalam menerjemahkan program sesuai kepentingan dan kebutuhan masing-masing pimpinan akan semakin meningkat.

Merupakan sesuatu yang ideal jika Muktamar hanya memutuskan tentang program pada level policy, yakni jenis program (rencana kegiatan) yang benar-benar prioritas atau bahkan unggulan disertai dengan kondisi tujuan atau capaian yang ingin diwujudkan dalam periode tertentu. Adapun jenis kegiatannya ditentukan oleh Dewan Pimpinan Pusat sesuai target, dukungan dana dan fasilitas, serta perencanaan kegiatan yang dilakukan. Dengan demikian, selain program bersifat strategis dan realistis, juga akan melahirkan perkembangan pada setiap periode secara lebih jelas dan signifikan.

A.    Prinsip Pengorganisasian Program
Program IMM dikembangkan berdasarkan beberapa prinsip pengorganisasian dan pelaksanaan program sebagai berikut:
1. Program IMM hasil Muktamar XIV merupakan program nasional yang menjadi acuan umum bagi kewenangan, kepentingan dan kondisi masing-masing.
2. Menentukan prioritas program pada setiap bidang, yakni memilih jenis-jenis program dalam bentuk kegiatan yang telah ditetapkan untuk diutamakan pelaksanaannya dalam periode ini.
3. Menentukan atau memilih program unggulan, yakni program yang paling utama dan secara signifikan dapat membawa kemajuan atau perubahan yang luas dan dalam bagi IMM.
4. Perlu mekanisme baku mengenai program kerjasama, sehingga program ini selain terintegrasi dengan program IMM yang telah ada juga tidak bersifat ad hoc. Kebijakan ini penting agar program kerjasama dapat dikelola dengan tersistem dan membawa kemaslahatan atau kemajuan bagi IMM.
5.  Dalam melaksanakan program dan kegiatan hendaknya dikembangkan secara lebih teratur dan tersistem mengenai monitoring dan evaluasi, selain pelaporan yang bersifat rutin, sehingga selalu dapat terkonsolidasikan dan terkendali dengan baik. Terutama adanya “chek-list” bulanan atau dwi bulanan terhadap program atau kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan disetiap tingkatan pimpinan IMM.
6. Pelaksanaan program sangat memerlukan dana, selain sumberdaya dan infrastruktur lainnya, karena itu bagaimana mobilisasi dana dapat dilakukan pada setiap tingkatan pimpinan sehingga tidak mengalami kendala dalam pemasukan dan pendayagunaanya. Karena permasalahan klasik selama ini dari pusat sampai komisariat adalah sumber dana yang terbatas sedangkan alokasi cukup banyak.

B.    Pengorganisasian dan pelaksanaan program di tingkat Daerah
1. Rumusan program IMM di tingkat daerah diputuskan dalam Musyawarah Daerah, yaitu berupa “Program Daerah IMM” per periode, yang materinya bersifat kebijakan umum sebagai pelaksanaan kebijakan program nasional di masing-masing daerah yang disesuaikan dengan kewenangan, kreatifitas, kepentingan dan kondisi setempat.
2. Dewan Pimpinan Daerah bertanggung jawab dalam memonitor pengorganisasian dan pelaksanaan program di daerah sesuai denga mekanisme organisasi.
3. Program tingkat daerah disusun dengan mengacu program nasional IMM dan lebih diarahkan pada hal-hal berikut:
a. Relevansi program dengan potensi dan permasalahan di daerah yang bersangkutan.
b. Pembinaan dan pengembangan organisasi di tingkat provinsi guna mempertahankan eksistensi IMM di grass root.
c. Mencantumkan target yang akan dicapai selama satu periode dan target tri atau catur wulan.

C.    Pengorganisasian dan pelaksanaan program di tingkat Cabang
1. Rumusan program IMM di tingkat Cabang diputuskan dalam Musyawarah Cabang, yaitu berupa “Program Cabang IMM” per periode, yang materinya bersifat kebijakan umum sebagai pelaksanaan kebijakan program nasional dan daerah di masing-masing cabang yang disesuaikan dengan kewenangan, kreatifitas, kepentingan dan kondisi setempat.
2. Pimpinan Cabang bertanggung jawab dalam memonitor pengorganisasian dan pelaksanaan program di cabang sesuai denga mekanisme organisasi.
3. Program tingkat cabang disusun dengan mengacu program nasional dan daerah IMM dan lebih diarahkan pada hal-hal berikut:
a. Relevansi program dengan potensi dan permasalahan di di tingkat Kota atau Kabupaten yang bersangkutan.
b. Pembinaan dan pengembangan kaderisasi sehingga tercipta kader yang tangguh dan militan.
c.  Mencantumkan target yang akan dicapai selama satu periode dan target tri atau catur wulan.

D.    Pengorganisasian dan pelaksanaan program di tingkat Komisariat
1. Rumusan program IMM di tingkat Komisariat diputuskan dalam Musyawarah Komisariat, yaitu berupa “Program Komisariat IMM” per periode, yang materinya bersifat kebijakan umum sebagai pelaksanaan kebijakan program nasional dan daerah serta cabang di masing-masing komisariat yang disesuaikan dengan kewenangan, kreatifitas, kepentingan dan kondisi setempat
2. Pimpinan komisariat bertanggung jawab dalam memonitor pengorganisasian dan pelaksanaan program di komisariat sesuai denga mekanisme organisasi
3. Program tingkat komisariat disusun dengan mengacu program nasional IMM, daerah dan cabang IMM dan lebih diarahkan pada hal-hal berikut:
a. Relevansi program dengan potensi dan permasalahan di di tingkat komisariat yang bersangkutan.
b Pembinaan dan pengembangan intelektual kader di tingkat komisariat. Dalam hal ini diharapkan hasil yang diperoleh dari pelaksanaan program dapat menambah keilmuan dan intektualitas kader.
c. Mencantumkan target yang akan dicapai selama satu periode dan target tri atau catur wulan.

BAB VI
PENUTUP

Garis-Garis Besar Haluan Organisasi ini disusun untuk menjadi acuan gerakan Ikatan di setiap struktur kepemimpinan dalam menjalankan aktivitasnya. Dengan panduan GBHO diharapkan keserasian gerak Ikatan secara nasional dapat diwujudkan. Hal ini akan mendukung percepatan dinamika organisasi mendekati tujuan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka terwujudnya masyarakat Islam yang

Kamis, 22 Januari 2015

Kaburo maktan indallah an taqulu mala taf'alun

ada firman Allah yang sering kita lupakan. Namun, mmberikan efek yang luar biasa..

“Kaburo maktan indallahi antaquluu maalaa taf ‘aluun”

Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
(QS As-Shaf : 3)

Dosa besar adalah mengajari orang tentang suatu hal padahal diri sendiri tidak melakukannya.
Kalo bahasa gaulnya 'OmDo' = Omong Doang, nahh.. orang seperti ini sering kita jumpai dalam dunia nyata/kehidupan sehari-hari, maupun di dunia maya... lebih parahnya lagi di dunia maya atau di sosial media.. seperti facebook, jutaan orang berlomba-lomba dalam menyapaikan suatu kebaikan.. entah dengan tujuan apa, mencari ridho Allah kahh atau hanya sekedar ingin dilihat. Banyak yang meng update statu, mengshare perkataan-perkataan tokoh maupun blog-blog... namun, Ada suatu kerancuan di balik kebaikan yang dia lakukan ini, dia hanya menyampaikan suatu hadist misalnya mejaga hijab (al ahzab ayat 59 dan an nur ayat 31) tapii ketika dia hanya bisa berkoar-koar dalam menyapaikan dan tenyata orang yang menyapaikan ayat ini sendiri melakukan hal yang ia sampaikan tentang jeleknya kalau tidak menjaga hijab.. dia menyampaikan suatu ayat tapi tidak tau mengilmui ayat tersebut, jadinya... dia memang menjaga jilbabnya, tpi dia tidak menjaga hijab hati,penglihatan, dan pendengarannya... na'uzubillah, maka dari itu teman-teman ilmui dululah suatu ayat dan laksanakanlah perintah itu lalu sampaikanlahh ke orang lain,, jangan sampai kita melakukan perbuatan yang selama ini di benci oleh ALLAH SWT.

Fastabiqul khaerat

Selasa, 06 Januari 2015

Rausyan Fikr (pemikir yang tercerahkan)

Dalam pengantar terjemahan karya Ali Syari’ati, Ideologi Kaum Intelektual: Suatu Wawasan Islam (1994)—menjelaskan bahwa Raushan Fikr dalam bahasa Persia berarti “pemikir yang tercerahkan.” Dalam terjemahan Inggris terkadang disebut Intelectual atau free thinkers. Raushan Fikr berbeda dengan ilmuwan. Seorang ilmuwan menemukan kenyataan, seorang Raushan Fikr menemukan kebenaran; ilmuwan hanya menampilkan fakta sebagaiman adanya, Raushan Fikr memberikan penilaian seharusnya; ilmuwan berbicara dengan bahasa universal, Raushan Fikr seperti para Nabi—berbicara dengan bahasa kaumnya; ilmuwan bersikap netral dalam menjalankan pekerjaannya, Raushan Fikr harus melibatkan diri pada ideologi.

            Raushan Fikr juga adalah sosok yang sadar akan keadaan manusia (human condition) di masanya, serta setting kesejarahannya dan kemasyarakatannya yang menerima rasa tanggung jawab sosial. Ia tidak harus berasal dari kalangan terpelajar maupun intelektual. Mereka adalah para pelopor dalam revolusi dan gerakan ilmiah. Dalam zaman modern maupun berkembang, Raushan Fikr mampu menumbuhkan rasa tangung jawab dan kesadaran untuk memberi arahan intelektual dan sosial kepada rakyat. Raushan Fikr dicontohi oleh pendiri agama-agama besar (para nabi), yaitu pemimpin yang mendorong terwujudnya pembenahan-pembenahan stuktural yang mendasar. Mereka sering muncul dari kalangan rakyat jelata yang mempunyai kecakapan berkomunikasi dengan rakyat untuk menciptakan semboyan-semboyan baru, memproyeksikan pandangan baru, memulai gerakan baru, dan melahirkan energi baru ke dalam jantung kesadaran masyarakat. Gerakan mereka adalah gerakan revolusioner, mendobrak, tetapi konstruktif. Dari masyarakat beku menjadi progresif, dan memiliki pandangan untuk menentukan nasibnya sendiri. Seperti halnya para nabi, Raushan Fikr tidak termasuk golongan ilmuwan dan bukan bagian dari rakyat jelata yang tidak berkesadaran dan mandek. Mereka individu yang mempunyai kesadaran dan tanggung jawab untuk menghasilkan lompatan besar.

            Raushan Fikr adalah model manusia yang diidealkan oleh Ali Syari'ati untuk memimpin masyarakat menuju revolusi. Raushan Fikr adalah pemikir tercerahkan yang mengikuti ideologi yang dipilihnya secara sadar. Ideologi akan membimbingnya kepada pewujudan tujuan ideologi tersebut, ia akan memimpin gerakan progresif dalam sejarah dan menyadarkan umat terhadap kenyataan kehidupan. Ia akan memprakarsai gerakan revolusioner untuk merombak stagnasi. Sebagaimana rasul-rasul selalu muncul untuk mengubah sejarah dan menciptakan sejarah baru. Memulai gerakan dan menciptakan revolusi sistemik. Manusia Raushan Fikr memiliki karakteristik memahami situasi, merasakan desakan untuk memberi tujuan yang tepat dalam menyebarkan gaya hidup moralitas dan monastis, anti status quo, konsumerisme, hedonisme dan segala kebuntuan filosofis, menuju masyarakat yang mampu memaknai hidup, konteks, dan realitas masyarakat. Dalam salah satu karyanya, Tugas Cendekiawan Muslim (2001), Syari’ati menjelaskan secara detail tanggung jawab orang-orang yang tercerahkan, yakni: menentukan sebab-sebab yang sesungguhnya dari keterbelakangan masyarakatnya dan menemukan penyebab sebenarnya dari kemandekan dan kebobrokan rakyat dalam lingkungannya. (ia juga) harus mendidik masyarakatnya yang bodoh dan masih tertidur, mengenai alasan-alasan dasar bagi nasib sosio-historis yang tragis. Lalu, dengan berpijak pada sumber-sumber, tanggung jawab, kebutuhan-kebutuhan dan penderitaan masyarakatnya, ia dituntut menentukan pemecahan-pemecahan rasional yang memungkinkan pemanfaatan yang tepat atas sumber-sumber daya terpendam di dalam masyarakatnya, dan mendiagnosis yang tepat pula atas penderitaan masyarakatnya. Orang yang tercerahkan akan berusaha untuk menemukan hubungan sebab akibat sesungguhnya antara kesengsaraan, penyakit sosial, dan kelainan-kelainan serta berbagai faktor internal dan eksternal. Akhirnya, orang yang tercerahkan harus mengalihkan pemahaman di luar kelompok teman-temannya yang terbatas ini kepada masyarakat secara keseluruhan.” Raushan Fikr merupakan kunci bagi perubahan, oleh karenanya sulit diharapkan terciptanya perubahan tanpa peranan mereka. Merekalah pembangun jalinan yang meninggalkan isolasi menara gading dan turun dalam masyarakat.

            Mereka adalah katalis yang meradikalisasi massa yang tidur panjang menuju gerakan melawan penindas. Hanya ketika dikatalisasi oleh Raushan Fikr masyarakat dapat mencapai lompatan kreatif yang besar menuju peradaban baru. Pemikir tercerahkan adalah aktivis yang meyakini sungguh-sungguh dalam ideologi mereka dan menginginkan syahid demi perjuangan tersebut. Misi yang dilancarkan mereka adalah untuk memandu “massa yang tertidur dan bebal” dengan mengidentifikasi masalah riil berupa kemunduran masyarakat.

Jika boleh divisualkan, Ali Syari’ati seolah berorasi kepada seluruh intelektual muslim di mana pun, “Wahai ulil albab, raushan fikr, kalian jangan berhenti di atas menara gading! Turunlah ke bawah, ke kampung-kampung, ke kota-kota, ke pasar-pasar, ke sekolah-sekolah, ke tempat di mana ada sekumpulan manusia! Jangan puas dengan ilmu yang telah kalian dapatkan. Sebab ilmu itu harus kalian abdikan ke tengah masyarakat. Tumbuhkan kesadaran dan semangat umat untuk merubah dunia dengan bimbingan ilmu. Jangan anjurkan mereka meniru-niru Barat atau menjiplak Timur. Sebab Barat dan Timur bukanlah kutub yang harus dipilih, keduanya sama-sama tumbuh dari jantung tradisi. Hidupkan Islam, sebab Islam bukan tradisi, bukan Barat, bukan pula Timur! Islam adalah wahyu. Pelajari keyakinan dasar dan proses yang membentuk kesadaran masyarakatmu, kemudian kebudayaan mereka, dan karakteristik mereka. Tugas kalian adalah merobohkan sistem masyarakat yang berdasar atas penindasan, ketidakadilan, dan kezaliman dengan membentuk umat yang terbangun atas dasar tauhid. Inilah tugas para rasul. Kini, kalianlah penerusnya! para IMMawan dan IMMawati


sumber: buku pemikiran ali syariati

keteguhan dan kesabaran

:) smile..

lambaian angin malam dan di bawah wajah langit yang berseri-seri, ku goreskan lagi pikiranku di atas batu blogkuu..
jari jemarikuu dengan lentik menari-nari mengikuti kegundahan hatiku..
tulisan ini memang ringkas, tapi semoga sangat berkesan bagi pembaca dan mau menulisnya di batu hati masing-masing

bismillahirahmanirahim
satu lagi ujian yang luar biasa menghadapi para kader IMM, khususnya IMM stkip muhammadiyah bone. seteleh sekian banyak cibiran,cemohan, bahkan serangan fisik yang di gencarkan oleh orang-orang yang beda paradigma dengan IMM, kinii kembali kader IMM di sebut-sebut sebagai orang yang sok suci. pasalnya, banyak yang mengatakan bahwa kader IMM itu cuma mau bergaul dengan sesamanya IMM, penulis pernah menelusuri jejak kasus ini sampai berujung pada kata-kata pedas dari seorang dosen yang mengatakan "saya tidak bisa percaya dengan ke aliman anak IMM, mereka hanya terlalu ekstrim dalam mengkaji ayat al qur'an.. dan juga mereka seperti menutup diri, sok alim"...
mendengar kata-kata inii, hati penulis begitu sakit, mengingat penulis blog ini juga kader IMM, di berikan kata-kata yang begitu pedas di depan pimpinan birokrasi kampus. bahkan penulis hampir meneteskan air mata, menahan perih.. tapi, penulis tetap mencoba untuk tetap tegar dan sabar.. seperti dalam hadist berikut:
 
Dari Anas bin Malik رضي الله عنه, ia berkata : Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda :

يَأْتِي عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ القَابِضُ عَلَى دِيْنِهِ كَالْقَابِضِ عَلَى الْجَمْرِ

“akan datang kepada manusia suatu zaman, orang yang berpegang teguh pada agamanya seperti orang yang menggenggam bara api.” Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi.
Dan hadits ini menunjukkan khobar dan irsyad (petunjuk).
Adapun khobar, maka beliau صلى الله عليه وسلم mengabarkan bahwa pada akhir zaman kebaikan dan sebab sebab kepada kebaikan akan menjadi sedikit, dan keburukan dan sebab-sebab kepada keburukan akan menjadi banyak. Dan ketika dalam keadaan seperti itu, seorang yang berpegang teguh dengan agamanya menjadi sangat sedikit. Dan keterasingan ini berada pada kondisi yang sulit dan sangat berat, seperti kondisi seseorang yang menggenggam bara api, dikarenakan kuatnya orang-orang yang menyimpang dan banyaknya fitnah yang menyesatkan, fitnah-fitnah syubuhat, keragu-raguan dan penyimpangan, dan fitnah-fitnah syahwat dan berpalingnya makhluk kepada urusan dunia dan tersibukkannya mereka di dalamnya secara lahir dan batin, dan lemahnya iman, dan sulitnya orang yang sendiri (istiqomah) dikarenakan sedikitnya orang yang menolong dan membantunya.
Akan tetapi orang yang berpegang teguh dengan agamanya yang ia tegak menolak penyimpangan dan rintangan, yang tidaklah berbuat demikian kecuali orang yang memiliki bashiroh (ilmu) dan keyakinan, orang yang memiliki iman yang kuat, yang merupakan sebaik-baik makhluk, dan yang paling tinggi derajat dan kedudukannya di sisi Alloh.
Adapun petunjuk, maka hadits ini merupakan petunjuk kepada umatnya agar membiasakan dirinya dengan kondisi ini, dan supaya mereka mengetahui bahwa hal ini akan terjadi, dan barang siapa yang menghinakan arus ini dan tetap sabar di atas agama dan imannya –dengan penyimpangan-penyimpangan ini– maka baginya derajat yang tinggi di sisi Alloh dan Alloh akan menolongnya terhadap apa-apa yang dicintai-Nya dan diridhoi-Nya. Sesungguhnya pertolongan itu sesuai dengan tingkat kesabaran.
maka dari itu kawan-kawan seperjuangan,, saudara-saudara se agama.. teguskahkanlahh hatimu,, genggam eratlah syariat agama islam.. walau itu sama seperti menggenggam bara api..

fastabiqul khaerat

Senin, 05 Januari 2015

tanpa kata

inilahh hidupkuu..
penuh dengan kebahagiaan
dari orang- orang yang aku sayangi,,

mentari di ufuk barat, menjadi saksi atas kejadian ini,,
merahnya membakar awan di langit,,
menunjukkan semangat yang tak pernah padam

ku terdiam tanpa kata, saat waktu dengan cepatnya melewatikuu..
inginn rasanya ku hentikan waktu untuk satu saat ini saja,, menikmati canda tawa yang renyah dari orang yang aku sayangi...

tapii sayang, buah yang jatuh ke tanah tak mungkin bisa langsung d hentikan.. begitupun waktu
aku hanya bisa berharap, semoga canda tawa ini tak hilang dari wajah kalian..

apa yang IMM berikan kepadamu, dan apa yang telah engkau berikan kepada IMM

Bismillah..

Pagi yang cerah dengan pancaran sinar matahari pagi yang bersahabat..
Embun yang mulai menari_nari kecil melayang ke atmosfer untuk kembali ke rumahnya..
Nyanyian merdu dari burung-burung yang bebas melayang,, di atas bumi yang mulai terbangun dari tidurnya..
Dan kumulailah menggoreskan kembali pedang penaku,, untuk membentuk pasukan kata-kata, melawan tirani kebobrokan paradigma...

IMM~ kata organisasi mungkin bukan hal yang asing lagi di telinga kita semua,, apalagi telah jelas di al qur'an "dan hendaklah ada segolongan ummat, yang menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar" (Q.S. ali imran:104) untuk membentuk yang namanya organisasi,, mulai dari jenjang smp sampai bangku perkuliahan merebak bergai oraganisasi kesiswaan dan kemasyarakatan. Yahh.. jika di relevansikan memang organisasi itu implementasinya lebih besar mengacu pada intelektual dari angota-anggotanya, dan seseorang akan sangat bangga diakui oleh masyarakat bahwa dia anggota dari sebuah organisasi.
Namun, terkadang juga ada sebuah organisasi yang juga dapat meresahkan masyarakat contohnya organisasi ISIS, mereka mengklaim berjuang atas nama islam. Namu, perbuatan yang mereka lakukan jauh dari apa itu islam, islam itu agama keselamatan. Entah bagaimana cara mereka memaknai ajaran islam sehingga para anggota ISIS ini begitu keras, sampai melakukan pemaksaan agar orang-orang mau masuk ke organisasinya..
Wallahu allam..
Kembali kita berbicara persoalan organisasi, ada sebuah organisasi yang tak asing lagi di telinga kita, masyarakat intelektual yaitu organisasi IMM, yahh.. inilah organisasi yang menekankan kepada angota-anggotanya agar memiliki tiga kompetensi dasar, yaitu spiritual,intelektual,dan humanitas.. menjadi kader IMM merupakan sebuah kebanggaan tersendiri untuk kader yang loyal terhadap ikatanya, IMM merupakan organisasi yang begitu istimewa dan begitu luar biasa, krna kenapa IMM mampu merubah seorang preman sekalipun menjadi seorang yang alim dan taat terhadap perintah agama.. karna IMM pulalah yang membuat jutaan paradigma yang dibawa oleh kader-kadernya menjadi bersatu layaknya pelangi, berbeda tapi satu.. satu tujuan yaitu memberikan keindahan bagi jutaan manusia yang mengaguminya.
Karna IMM pulalah kader-kader menjadi taat beribadah, beritelektual yang tinggi, memiliki wawasan pengetahuan yang luas tentang agama, filsadat, dan ilmu fikih. Dan karna IMM pulalah sebagian kecil dari jutaan manusia di bumi terselamatkan dari paradigma hedonis dan pragmatis, dari jilatan api neraka, aamiin.. insya Allah... IMM pulalahh yang membuat sabagian kecil dari manusia memperhatikan akhlak dan etika, baik itu bertutur kata maupun bertingkahlaku..
IMM pula yang menjadi tempat bernaung kita selama berada di dunia, dari godaan hawa nafsu dan juga berbagai paradigma seperti paradigma jelek.. dan IMM juga memberikan kita pelindung dari perbuatan yang sia-sia yaitu gelar "IMMawan dan IMMawati"
Namun, ketika kita sebagai kader IMM.. pernahkah kita berfikir, dari jutaan kebaikan yang diberikan oleh IMM, adakah yang mampu kita berikan untuk IMM? Kita selalu mnuntut sesuatuu dari IMM, tpii apakahh yang mampu engkau berikan untuk IMM?
Selama ini kita berdiam diri di IMM, menikmati segala fasilitas yg di berikan oleh IMM layaknya raja. Namun, ketika amanah tampuk perjuangan dialihkan kepada kita, kita selalu berkata "ahh.. knapa saya lagi" ,, dan ketika kita melihat keburukan dari seorang kakanda, kita pasti berfikiran "baginii jhee ternyata IMM" lalu kita pasti menjadi kader merpati, dan ketika kesusahan karna beban amanah yang begitu berat, kita selalu mengeluh dan tak ikhlas menjalankan amanah tersebut..
Teringat sebuah argumentasi yang di lontarkan oleh seorang IMMawan ketika rapat, "kalau engkau tak mau menerima amanah, maka janganlah engkau menjadi manusia.. krna menjadi manusia itu penuh dengan amanah yang lebih berat dari amanah kalu ini" *IMMawan andiz
"Jika engkau melihat keburukan di muhammadiyah, jangan tinggalkan muhammadiyah tapi perbaikilah keburukan itu" k.h. ahmad dahlan
Menjadi hal yang lumrah memang bagi kita untuk tidak pernah bersyukur, bahkan rancunya kita sebagai kader organisasi mengadopsi paradigma cengengisme.. dan juga kita menjadi kader merpati, hanya datang disaat IMM melakukan kegiatan namun, pada saat perencanaan dan pra-kegiatan.. sangat luar biasa memang ketika kita hanya bisa seperti itu,, di sela-sela perenungan kita akan masa depan, prnahkah sejenak kita memikirkan bagaimana menghidupkan IMM? Hehh.. mungkin tidak prnah kita memikirkan akan hal tersebut.. dari sekiat banyak yang telah IMM berikan, ternyata kita hnya mampu memberikan IMM kader cengengisme dan kader merpati.
Maka dari itu kawan-kawan seikatan, marilah bermuhasabah diri,, renungi apa yang telah kita perjuangkan,renungilah untuk apa kita di IMM.. apakah hanya semata-mata karna mencari ridho dari ALLAH SWT. Atau hanya sekedar ingin tampil dan di lihat..

Fastabiqul khairat

kader progresif dan militan, perhiasan bagi IMM

bismillah..
kader IMM~ menjadi kader IMM memang susah gampang, kenapa? karna bukan saja menjadi kader IMM, tapii kita juga harus menjadi insan yang lebih baik tentunya.. baik spiritual,humanitas dan terutama intelektualnya.
namun, ada beberapa hal yang membuat kader-kader "masa kini" sangat tidak relevan dengan apa yang menjadi tujuan IMM itu. bahkan sangat jauh dari yang diharapkan, mungkin saja kita selalu melarang seseorang untuk melakukan sesuatu, tapi nyatanya kita sendiri yang melakukannya. ingat! dosa itu sudah berevolusi | lahh.. kok berevolusi?| jelas sekali, syaitan tidak akan menyerah menggoda manusia sampai ian berhasil, bahkan dengan berbagai cara. dan hal yang yang sangat mencengangkan terjadi pada saat ini, kebanyakan dari kita terjebak dalam perangkap syaitan ini, ingat! pesan rasulullah SAW. kepada sahabatnya saat pulang dari perang, "ini hanya perang yang masih kecil, masih ada perang yang besar yang akan kita hadapi yaitu perang melawan hawa nafsu." ingat kawan, dosa sekarang itu bagaikan semut hitam, diatas batu hitam, di ruangan gelap gulita.
belum lagi, akhir-akhir ini kita di dera oleh tumbukan ombak cobaan. yaitu, makinn mengakarnya paradigma cengengisme, VMJ ,, dan baru-baru ini, egosentrisme. hal ini jelas menimbulkan pertanyaan besar di benak kita semua. apa sebenarnya yang terjadi dan bagaimana cara mengatasinya, apakah hari ini sudah tidak ada lagi kader progresif terhadap IMM?
nahh.. hal yang sangat memprihatinkan melihat kondisi ikatan pada hari ini, semangat untuk berikatan sudah mulai memudar dari kader-kader kita dan itu di gantikan oleh semangat untuk eksis saja. kehancuran ini di mulai oleh satu paham saja yaitu cengengisme, seharusnya mereka tau bahwa di imm ini bukan tempat untuk numpang, melainkan tempat atau posko jihad di kalangan mahasiswa kampus.
Kader progresif mmang sangatlahh di rindukan oleh IMM, krna kader ini merupakan nyawa kehidupan bagi IMM kedepannya,, tanpa kader progresif, IMM hanya seperti ada tapi tak kelihatan.. hanya seperti tumpukan majalah usang, tak mampu menunjukkan taringnya,aumannya, dan eksistensinya dalam kampus ataupunn masyarakat luas.. kehadiran kader progresif mampu membuat IMM dapat di lihat di kampus. Namun, sepertinya kehadiran kader seperti ini hanyalah mimpi dalam tidur lamanya IMM...
Wallahu allam..

Sabtu, 03 Januari 2015

contoh karya tulis ilmiah

Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan

BAB I
PENDAHULUAN
Contoh Karya Ilmiah Tentang Pendidikan
 
1.1 Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A. Jamli, 2005). Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama dalam bidang pendidikan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mulai melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini terlihat pada sekolah – sekolah yang dikenal dengan billingual school, dengan diterapkannya bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah. Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka program kelas internasional. Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Dengan globalisasi pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan akan diterapkannya perdagangan bebas, misalnya dalam lingkup negara-negara ASEAN, mau tidak mau dunia pendidikan di Indonesia harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak menjadi “budak” di negeri sendiri.
`           Persaingan untuk menciptakan negara yang kuat terutama di bidang ekonomi, sehingga dapat masuk dalam jajaran raksasa ekonomi dunia tentu saja sangat membutuhkan kombinasi antara kemampuan otak yang mumpuni disertai dengan keterampilan daya cipta yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Selain itu hendaknya peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, untuk dapat menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar. Tentu saja hal ini menjadi salah satu penyebab globalisasi pendidikan belum dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Sebagai contoh untuk dapat menikmati program kelas Internasional di perguruan tinggi terkemuka di tanah air diperlukan dana lebih dari 50 juta. Alhasil hal tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan. Dengan kata lain yang maju semakin maju, dan golongan yang terpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang yang dapat menyeret mereka dalam jurang kemiskinan. Masyarakat kelas atas menyekolahkan anaknya di sekolah – sekolah mewah di saat masyarakat golongan ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan untuk sekedar menyekolahkan anak mereka di sekolah biasa. Ketimpangan ini dapat memicu kecemburuan yang berpotensi menjadi konflik sosial. Peningkatan kualitas pendidikan yang sudah tercapai akan sia-sia jika gejolak sosial dalam masyarakat akibat ketimpangan karena kemiskinan dan ketidakadilan tidak diredam dari sekarang.
 
1.2  Rumusan Masalah
Secara umum, rumusan masalah  pada makalah “Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan” ini dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut.
a.        Apa dampak dari globalisasi untuk  dunia pendidikan?
b.      Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi?
c.       Cara penyesuan pendidikan di Indonesia pada era globalisasi?
 
1.3  Tujuan
1.      Bagi Penulis
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen dalam mata kuliah pengantar pendidikan. Selain itu, bagi diri kami pribadi makalah ini juga diharapkan bisa digunakan untuk menambah pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa, baik dalam lingkup universitas negeri malang maupun di civitas akademika yang lain.
2.     Bagi Pembaca
Makalah ini dimaksudkan untuk membahas dampak globalisasi terhadap dunia pendidikan dan menambah ilmu pengetahuan mengenai globalisasi. Para pembaca yang dominan dari kaula mahasiswa bisa digunakan untuk langkah menuju ke pengetahuan yang lebih luas, sehingga kedepannya tercipta sdm-sdm yang unggul.
3.   Bagi Masyarakat
Diharapkan masyarakat bisa lebih memahami tentang arti penting globalisasi sehingga dampak negatif yang berimbas bisa leih diperkecil. Dan juga diharapkan agar realisasi kegiatan positif terhadap adanya pendidikan semakin lebih baik.
 
BAB II
PEMBAHASAN
 
Contoh Karya Ilmiah Tentang Pendidikan
 
2.1  Pengaruh  Globalisasi terhadap dunia Pendidikan
      Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan globalisasi, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
      Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi, menimbulkan
Dampak positif dan negatif dari dari pengaruh globalisasi dalam pendidikan dijelaskan dalam poin-poin berikut:
 
1.      Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia 
 
Pengajaran Interaktif Multimedia
            Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer. Apabila dulu, guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambar sederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhana lainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi. Sekarang sudah ada computer. Sehingga tulisan, film, suara, music, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proses komunikasi.
            Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihat bahwa daya itu dapat mengubah bentuk sebuah objek. Dulu, ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapat mengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, para siswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru tentu akan menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi mendengar tak seefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005) yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep.
Perubahan Corak Pendidikan
            Mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemen, UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma pendidikan dari corak sentralistis menjadi desentralistis. Sekolah-sekolah atau satuan pendidikan berhak mengatur kurikulumnya sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristik sekolahnya. Kemudahan Dalam Mengakses Informasi Dalam dunia pendidikan, teknologi hasil dari melambungnya globalisasi seperti internet dapat membantu siswa untuk mengakses berbagai informasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswa terutama dengan mereka yang berjuauhan tempat tinggalnya.
            Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa Dulu, kurikulum terutama didasarkan pada tingkat kemajuan sang guru. Tetapi sekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa. KBK yang dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkah awal pemerintah dalam mengikutsertakan secara aktif siswa terhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul dengan KTSP yang didasarkan pada tingkat satuan pendidikan. Di dalam kelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang memegang otoritas kelas. Berpidato di depan kelas. Sedangkan siswa hanya mendngarkan dan mencatat. Tetapi sekarang siswa berhak mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanya bisa menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, dan fakta sendiri.
 2. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
 
Komersialisasi Pendidikan
            Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. Salah satu ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala Victoria yang bisa menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya Dickens. Perusahaan-perusahaan ini harus membuktikan bahwa mereka memberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga pemegang saham.(John Micklethwait, 2007:166). .
 
Bahaya Dunia Maya
Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakan salah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkan sekolah demi menemui seorang lelaki yang dia kenal melalui situs pertemanan “facebook”. Hal ini sangat berbahaya pada proses belajar mengajar.
Ketergantungan
            Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan internet dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.
 
 
2.2 Keadaan Buruk Pendidikan di Indonesia
2.2.1 Paradigma Pendidikan Nasional yang Sekular-Materialistik
            Diakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan di Indonesia saat ini adalah sistem pendidikan yang sekular-materialstik. Hal ini dapat terlihat antara lain pada UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang, dan jenis pendidikan bagian kesatu (umum) pasal 15 yang berbunyi : Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, advokasi, kagamaan, dan khusus dari pasal ini tampak jelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Sistem pendidikan dikotomis semacam ini terbukti telah gagal melahirkan manusia yang sholeh yang berkepribadian sekaligus mampu menjawab tantangan perkembangan melalui penguasaan sains dan teknologi. Secara kelembagaan, sekularisasi pendidikan tampak pada pendidikan agama melalui madrasah, institusi agama, dan pesantren yang dikelola oleh Departemen Agama; sementara pendidikan umum melalui sekolah dasar, sekolah menengah, kejurusan serta perguruan tinggi umum dikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat kesan yang sangat kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu kehidupan (iptek) dilakukan oleh Depdiknas dan dipandang sebagai tidak berhubungan dengan agama. Pembentukan karakter siswa yang merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan justru kurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan sekadar salah satu aspek yang perannya sangat minimal, bukan menjadi landasan seluruh aspek.
            Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisa melahirkan orang yang menguasai sains-teknologi melalui pendidikan umum yang diikutinya. Akan tetapi, pendidikan semacam itu terbukti gagal membentuk kepribadian peserta didik dan penguasaan ilmu agama. Banyak lulusan pendidikan umum yang ‘buta agama’ dan rapuh kepribadiannya. Sebaliknya, mereka yang belajar di lingkungan pendidikan agama memang menguasai ilmu agama dan kepribadiannya pun bagus, tetapi buta dari segi sains dan teknologi. Sehingga, sektor-sektor modern diisi orang-orang awam. Sedang yang mengerti agama membuat dunianya sendiri, karena tidak mampu terjun ke sektor modern.
 
2.2.2 Mahalnya Biaya Pendidikan
            Pendidikan bermutu itu mahal, itulah kalimat yang sering terlontar di kalangan masyarakat. Mereka menganggap begitu mahalnya biaya untuk mengenyam pendidikan yang bermutu. Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi membuat masyarakat miskin memiliki pilihan lain kecuali tidak bersekolah. Makin mahalnya biaya pendidikan sekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yang menerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), dimana di Indonesia dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasi dana. Karena itu, komite sekolah yang merupakan organ MBS selalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya, pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya, setelah komite sekolah terbentuk, segala pungutan disodorkan kepada wali murid sesuai keputusan komite sekolah. Namun dalam penggunaan dana, tidak transparan. Karena komite sekolah adalah orang-orang dekat kepada sekolah.
            Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itu pemerintah secara mudah dapat melempar tanggung jawabnya atas pendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas.
            Privatisasi atau semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sector yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen (Kompas, 10/5/2005).
            Koordinator LSM Education network foa Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasi komersalialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara kaya dan miskin.
            Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, tetapi persoalannya siapa yang seharusnya membayarnya?. Kewajiban Pemerintahlah untuk menjamin setiap warganya memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataan Pemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintah untuk ‘cuci tangan’.
Fandi achmad (Jawa Pos, 2/6/2007) menjelaskan sebagai berikut.
Mencermati konteks pendidikan dalam praktik seperti itu, tujuan pendidikan menjadi bergeser. Awalnya, pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan tidak membeda-bedakan kelas sosial. Pendidikan adalah untuk semua. Namun, pendidikan kemudian menjadi perdagangan bebas (free trade).
Tesis akhirnya, bila sekolah selalu mengadakan drama tahun ajaran masuk sekolah dengan bentuk pendidikan diskriminatif sedemikian itu, pendidikan justru tidak bisa mencerdaskan bangsa. Ia diperalat untuk mengeruk habis uang rakyat demi kepentingan pribadi maupun golongan.
 
2.2.3 Kualitas SDM yang Rendah
            Akibat paradigma pendidikan nasional yang sekular-materialistik, kualitas kepribadian anak didik di Indonesia semakin memprihatinkan. Dari sisi keahlian pun sangat jauh jika dibandingkan dengan Negara lain. Jika dibandingkan dengan India, sebuah Negara dengan segudang masalah (kemiskinan, kurang gizi, pendidikan yang rendah), ternyata kualitas SDM Indonesia sangat jauh tertinggal. India dapat menghasilkan kualitas SDM yang mencengangkan. Jika Indonesia masih dibayang-bayangi pengusiran dan pemerkosaan tenaga kerja tak terdidik yang dikirim ke luar negeri, banyak orang India mendapat posisi bergengsi di pasar Internasional.
Di samping kualitas SDM yang rendah juga disebabkan di beberapa daerah di Indonesia masih kekurangan guru, dan ini perlu segera diantisipasi. Tabel 1. berikut menjelaskan tentang kekurangan guru, untuk tingkat TK, SD, SMP dan SMU maupun SMK untuk tahun 2004 dan 2005. Total kita masih membutuhkan sekitar 218.000 guru tambahan, dan ini menjadi tugas utama dari lembaga pendidikan keguruan.
Dalam menghadapi era globalisasi, kita tidak hanya membutuhkan sumber daya manusia dengan latar belakang pendidikan formal yang baik, tetapi juga diperlukan sumber daya manusia yang mempunyai latar belakang pendidikan non formal.
 
2.3  Penyesuaian Pendidikan Indonesia di Era Globalisasi
Dari beberapa takaran dan ukuran dunia pendidikan kita belum siap menghadapi globalisasi. Belum siap tidak berarti bangsa kita akan hanyut begitu saja dalam arus global tersebut. Kita harus menyadari bahwa Indonesia masih dalam masa transisi dan memiliki potensi yang sangat besar untuk memainkan peran dalam globalisasi khususnya pada konteks regional. Inilah salah satu tantangan dunia pendidikan kita yaitu menghasilkan SDM yang kompetitif dan tangguh. Kedua, dunia pendidikan kita menghadapi banyak kendala dan tantangan. Namun dari uraian di atas, kita optimis bahwa masih ada peluang.
Ketiga, alternatif yang ditawarkan di sini adalah penguatan fungsi keluarga dalam pendidikan anak dengan penekanan pada pendidikan informal sebagai bagian dari pendidikan formal anak di sekolah. Kesadaran yang tumbuh bahwa keluarga memainkan peranan yang sangat penting dalam pendidikan anak akan membuat kita lebih hati-hati untuk tidak mudah melemparkan kesalahan dunia pendidikan nasional kepada otoritas dan sektor-sektor lain dalam masyarakat, karena mendidik itu ternyata tidak mudah dan harus lintas sektoral. Semakin besar kuantitas individu dan keluarga yang menyadari urgensi peranan keluarga ini, kemudian mereka membentuk jaringan yang lebih luas untuk membangun sinergi, maka semakin cepat tumbuhnya kesadaran kompetitif di tengah-tengah bangsa kita sehingga mampu bersaing di atas gelombang globalisasi ini.
Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan), repositioning strategy (strategi) , dan leadership (kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak dari transformasi yang terus berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu, tahun 2020 bukan tidak mungkin Indonesia juga bisa bangkit kembali menjadi bangsa yang lebih bermartabat dan jaya sebagai pemenang dalam globalisasi. 
 
BAB III
  PENUTUP
 

Contoh Karya Ilmiah Tentang Pendidikan
3.1 Kesimpulan
            Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia
Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia 
Pengajaran Interaktif Multimedia
Kemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru seperti internet dan computer.
Perubahan Corak Pendidikan, mulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk melakukan perubahan.
Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia
Komersialisasi Pendidikan
            Era globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan.
Bahaya Dunia Maya
            Dunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkan melalui internet.
Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi di indonesia adalah Mahalnya Biaya Pendidikan, Kualitas SDM yang Rendah dan fasilitas pendidikan ang kurang, itu yang mengakibatkan pendidikan tidak berjalan dengan lancar
Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan), repositioning strategy (strategi) , dan leadership (kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akan pernah beranjak dari transformasi yang terus berputar-putar. Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan komitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu
 
3.2 Saran
Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk
a.       Masyarakat
agar para orang tua memperhatikan kepentingan anaknya dalam hal pendidikan sehingga pendidikan berjalan dengan lancar
b.      Pemerintah
Pemerintah harus menggarkan danan yang cukup untuk keperluan pendidikan dan menambah beasiswa bagi guru untuk training
 

DAFTAR PUSTAKA
 Contoh Karya Ilmiah Tentang Pendidikan
Asri B. 2008.  Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Faizah, F. 2009.  Dampak Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan, (Online), (http://www.blogger.com/profile/14458280955885383127), diakses 18 Oktober 2011.
Munir.  2010.  Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Maqdani, Anggota IKPI.
Surya,  M. 2002.  Dasar-dasar Kependidikan di SD. Pusat penerbitan Universitas Terbuka. Suryabrata, S. 2010. Psikologi Kepribadian.  Jakarta: Rajawali Pers.
Januar, I. 2006. Globalisasi pendidikan dI indonesia, (Online),                     (www.friendster.com/group/tabmain.php?statpos=mygroup&gid;=340151), diakses 18                   Oktober  2011.
Wardoyo, C. 2007. Urgensi Pendidikan Moral (Online), (http://www.nu.or.i) diakses 18 oktober              2011.